Pemanfaatan Kecerdasan Buatan untuk Daya Saing UMKM di Era Digital

Nasional750 Dilihat

JAKARTA – Di tengah arus digitalisasi yang kian deras, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengadopsi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI).

Menurut Menteri Komdigi, Meutya Hafid, pemanfaatan AI bukan lagi sebuah pilihan, tetapi menjadi kebutuhan esensial untuk bersaing di pasar global.

Data dari Kemkomdigi menunjukkan bahwa hingga 2023, hanya 38,7 persen UMKM di Indonesia yang memanfaatkan teknologi digital. Sedangkan Badan Ekonomi Kreatif mencatat angka 42 persen.

Meskipun mengalami peningkatan dari 34 persen pada 2022, angka tersebut masih dianggap kurang signifikan mengingat tantangan digitalisasi yang cepat.

Baca Juga: Buku ‘Tercerahkan dalam Kedamaian’: Upaya BNPT Cegah Terorisme di Indonesia

“Pertumbuhannya belum cukup cepat untuk mengimbangi transformasi digital yang tengah berlangsung,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (21/12/2024).

Oleh sebab itu, Kemkomdigi terus berupaya mempercepat literasi digital melalui program pelatihan dan kampanye online.

AI sebagai Alat Revolusi

Di acara “Upscaling UMKM dan Digitalisasi UMKM”, Meutya Hafid menekankan potensi AI dalam meningkatkan efisiensi operasional UMKM.

“AI dapat membantu dalam berbagai tahap, mulai dari pembuatan logo hingga analisis pasar,” ungkapnya. Contohnya, penggunaan AI dalam pengelolaan inventaris dan penjadwalan dapat mempermudah operasional sehari-hari pelaku usaha.

Dengan AI, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi tetapi juga menghasilkan produk yang lebih relevan dengan kebutuhan pasar internasional.

Misalnya, program Accurate Talks Level Up yang diluncurkan oleh perusahaan software akuntansi di Indonesia, bertujuan membantu UMKM beradaptasi dengan transformasi digital untuk pertumbuhan bisnis.

Baca Lagi: Jusuf Kalla Diakui Sebagai Pemimpin Baru PMI: Akhir Dualisme Kepemimpinan

Kesiapan UMKM dalam mengadopsi teknologi seperti AI akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional, yang ditargetkan mencapai 8 persen.

Namun, jika UMKM tidak segera mengambil langkah konkret, mereka akan tertinggal oleh negara-negara lain yang lebih maju dalam pemanfaatan teknologi.

Meutya juga menyampaikan pentingnya masukan dari pelaku UMKM untuk mengembangkan strategi digitalisasi yang tepat.

“Ini adalah pekerjaan rumah bersama agar teknologi digital dan AI menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *