JAKARTA – Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan hal wajar apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan secara mendadak terkait calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Andika Perkasa yang bakal pensiun pada Desember 2022.
Fahmi mengatakan, reaksi Jokowi merupakan respon pernyataan Jenderal Andika Perkasa yang menyebut sebagaimana pengalamannya presiden selalu mendadak mengumumkan calon Panglima TNI.
“Jika dilihat dari perspektif hak prerogatif Presiden, penentuan calon yang terkesan mendadak itu wajar saja, karena penentuan calon yang akan diusulkan ke DPR sepenuhnya berada di tangan Presiden,” ujarnya di Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Namun, Fahmi memaknai hal mendadak yang dimaksud Andika bukanlah sesuatu yang sifatnya spontan, dan tidak atas pertimbangan yang matang atau sesaat.
Menurutnya, mendadak yang disampaikan Andika itu dapat dimaknai sebagai bentuk kehati-hatian Presiden dengan mendengar banyak masukan dan pertimbangan. Walaupun begitu, proses penentuan calon Panglima TNI tetap tidak terbuka.
Ia mengatakan, selama ini tidak ada aturan yang mengharuskan bahwa proses pengusulan nama oleh Presiden dilakukan melalui mekanisme dan tahapan yang terbuka berdasarkan kriteria-kriteria yang jelas.
“Positifnya, pendadakan dan mekanisme tertutup itu sebenarnya bisa meminimalkan intervensi, kegaduhan, dan menegaskan bahwa pengusulan nama merupakan hak prerogatif dan menjadi tanggung jawab Presiden sepenuhnya,” kata dia.
Sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa mengatakan, Presiden Jokowi selama ini tidak pernah membicarakan pergantian panglima TNI dari jauh-jauh hari.
“Enggak, sejauh pengalaman saya, Presiden itu enggak pernah jauh-jauh hari ngomong, enggak pernah, beliau pasti mendadak,” katanya.