GARDANASIONAL, JAKARTA – Penyusupan radikalisme di perusahan-perusahan nasional bukan hal yang baru. Karenanya apabila penggelolaan sumber daya manusia (SDM) lengah, maka dapat dimanfaatkan oleh kelompok tersebut. Untuk itu, dibutuhkan pengelolaan yang bijak dan benar.
“Pengelola SDM tolong yang benar, SDM adalah kunci,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan Pembekalan Kandidat Mandiri Best Employee 2018 di Bank Indonesia Institute, Jakarta, Senin (4/11/19).
Para kandidat best employee memiliki kewajiban atas pencegahan paham radikal. Apalagi nantinya bakal menjadi pemimpin, sehingga wajib memiliki kesadaran dan perhatian yang lebih terhadap lingkungannya.
Selain itu, Suhardi menegaskan, mengunakan SDM untuk penempatan pada posisi strategis, sehingga tak dikuasai oleh kelompok tersebut. “Tempat ibadah dikuasai, sudah pernah terjadi, sekarang kita ambil lagi itu semua,” katanya,
Sebagai kandidat, tak hanya meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi juga mencegah paham-paham semacam itu untuk nusa dan bangsa. “Kalian ini kan orang terpilih, kandidat best employee, jadilah leading example,” tegasnya.
Menurutnya, perbankan merupakan salah satu bidang yang berkaitan erat dengan kelompok radikal. Dimana kelompok tersebut kerap memanfaatkan bank sebagai sarana pendanaan.
Terlebih maraknya bank-bank internasional dengan kontrol yang lemah, tetapi bisa menjangkau daerah-daerah yang tidak bisa dicapai bank-bank nasional.
Karena itu diharapkan pasca pembekalan, para kandidat memiliki kepedulian lebih, sehingga kemungkinan penyebaran paham radikal di perusahan maupun di lingkungan bisa berkurang.
“Jangan cuek. Jika ada sesuatu yang aneh segera laporkan, agar mereka tidak semakin terpapar dengan hal yang tidak baik,” kata Suhardi.
Senada dengan itu, Direktur Kepatuhan dan SDM PT Mandiri, Agus Dwi Handaya, berharap para kandidat bisa menerapkan pemahaman yang didapat dari Kepala BNPT untuk kemajuan Mandiri serta kemajuan bangsa.
“Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi buat mereka, bisa menjadi anak-anak bangsa yang berkontribusi untuk Mandiri dan Indonesia,” tutupnya.