JAKARTA – Seringkali persoalan solidaritas keagamaan melupakan persaudaraan kebangsaan yang ada. Untuk itulah, diperlukan kepedulian sesama umat beragama untuk tidak merobek persaudaraan kebangsaan.
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Al Washliyah, Yusnar Yusuf Rangkuti, mengatakan sejatinya umat beragama, khususnya Islam perlu saling sharing pengalaman terkait kejadian atau musibah yang dialami di masing-masing negaranya.
Ia mencontohkan, dengan ibadah haji yang telah ditunda oleh pemerintah Arab Saudi tahun ini karena adanya pandemi virus Corona atau Covid-19. Harus didukung demi menjaga kesehatan sesama umat.
“Kenapa perlu kita dukung? Karena jika kita memaksakan dikhawatirkan itu bisa jadi penyebaran di sana. Malu lah kita kalau sampai jadi cluster penyebaran Covid-19 ini ke seluruh dunia, padahal seharusnya kita saling menjaga antar sesama umat,” katanya.
Ia menambahkan, jangan hanya karena diprovokasi oleh kelompok-kelompok tertentu, kemudian ada masalah dengan umat muslim yang berada di luar negeri, lantas menyuruh pemerintah Indonesia untuk berperang. Misalnya persoalan Uyghur.
Ia mengaku pernah diundang pemerintah Tiongkok untuk berkungjung ke Xinjiang bersama para tokoh agama lain. Dari penglihatannya, keadaan umat muslim di sana cukup bagus. Bahkan tidak ada masalah.
“Saya melihat sendiri itu Islam Uyghur di sana bagus, tidak ada masalah. Tapi ada yang menyatakan di kita bahwa itu sebenarnya tidak seperti itu, kemudian kita diprovokasi untuk mendesak pemerintah dan lain sebagainya,” kata dia.
Disisi lain, ia mengapresiasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membentuk Gugus Tugas Pemuka Agama dalam rangka pencegahan paham radikal terorisme di masyarakat.
Karenanya berharap, pembentukan gugus tugas pemuka agama yang di inisiasi BNPT bisa berkelanjutan dan tidak berhenti di tengah jalan. Apalagi bisa menjadi jembatan antara pemerintah dengan para tokoh agama dalam mengedukasi dan menentramkan umat, agar tidak mudah terprovokasi ataupun termakan isu-isu yang dihembuskan oleh segelintir kelompok yang tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan agama tertentu.