“Ini merupakan titik awal untuk mengenalkan kolintang di seluruh NKRI. Karena mereka adalah generasi penerus bangsa ini. Agar musik kolintang tetap lestari dan bertahan sampai seterusnya”
JAKARTA – Persatuan Insan Kolintang Indonesia (PINKAN) Indonesia terus berupaya melakukan sejumlah kegiatan, agar alat musik Kolintang asal Minahasa dikenal seluruh dunia.
Setelah mendaftarkan alat musik tersebut ke United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (Unesco) sebagai warisan budaya dunia, beberapa waktu lalu.
Kini PINKAN Indonesia berencana menggelar lomba alat musik Kolintang tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal itu sekaligus memperingati hari pendidikan Nasional.
Ketua Umum PINKAN Indonesia, Penny Marsetio, mengatakan dalam perlombaan yang digelar secara virtual, PINKAN Indonesia didukung Sanggar Limeka.
Lomba tersebut, kata Penny, dilakukan untuk lebih mengenalkan Kolintang bagi generasi milenial yaitu tingkat anak anak sekolah dasar (SD) dan tingkat SMP.
“Ini merupakan titik awal untuk mengenalkan kolintang di seluruh NKRI. Karena mereka adalah generasi penerus bangsa ini. Agar musik kolintang tetap lestari dan bertahan sampai seterusnya,” katanya di Jakarta, Sabtu (12/3).
Baca Sambil Ngopi: Akhir 2023, 60 Ribu TNI-Polri dan ASN Dimutasi ke IKN Nusantara
Selain itu, lomba tersebut bertujuan untuk mengantarkan Ansambel Musik Kolintang Kayu (AMKK) Minahasa agar bisa Goes to UNESCO.
“Keberadaan saya adalah berawal dari kecintaan kepada sebilah kayu yang melahirkan keindahan,” katanya.
“Bagi saya, Kolintang adalah alat pemersatu budaya,” lanjut dia.
Kemendikbudristek Usulkan Musik Kolintang ke UNESCO
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan Kolintang masuk dalam hasil seleksi Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) Indonesia diusulkan dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.
Pada tahun 2022, Kolintang diusulkan secara multi nation atau jointly submision. Sehingga membawa angin segar bagi pecinta alat musik kolintang bisa diakui dunia.
Jointly Submission atau Multi nations (bersama negara lain) adalah merupakan keputusan Kemendikbudristek dengan mempertimbangkan akan lebih mudah dan terbaik karena pesaingnya lebih sedikit.
Etnomusikolog, Prof Franki Raden, mengatakan jalur tersebut sudah dikomunikasikan dengan perwakilan negara Filipina dan menyambut dengan antusias.
Karena itu, bila tahun 2022 tidak lolos dalam usulan Kemendikbudristek, maka tahun depan bisa mengajukan ulang. Hal itu salah satu keuntungan diajukan melalui Joint submission dan tidak ada persaingan yang ketat lagi.
Pemerhati Kolintang, Mayor Jenderal TNI (Purn) Lodewyk Pusung, menyebut strategi Multi Nation atau Jointly submision tersebut diyakini akan berhasil.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat mengaharapkan Pemerintah Daerah (Pemda) Sulawesi Utara dapat mendukung strategi Jointly submission.
“Kalau multi nation jika tahun ini tidak bisa tahun depan pasti bisa,” katanya.