PEKANBARU – Gerakan radikalisme adalah sikap atau semangat yang membawa pada tindakan, bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan yang mapan, baik tatanan sosial dan politik dan mengganti dengan gagasan atau pemahaman baru.
Hal itu dikatakan Inspektur Pengawas Daerah (Irwasda) Polda Riau, Kombes Polisi Hermansyah, saat membekali santri di Pondok Pesantren Dar El Hikmah, di Pekanbaru, dikutip dari Antara, Selasa (17/10/2023).
“Sebab radikalisme cenderung membahayakan banyak pihak,” ujarnya.
Herman mengatakan, gerakan perubahan tersebut kadang disertai dengan tindak kekerasan dan sikap ekstrem.
Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme, terorisme itu anti-Pancasila, anti-kebhinekaan, anti-NKRI dan anti-Undang-Undang Dasar 1945.
Oleh sebab itu, lanjut Hermansyah, solusi mengatasi masalah radikalisme, antara lain menghormati aspirasi kalangan Islamis radikalis melalui cara-cara yang dialogis dan demokratis, memperlakukan mereka secara manusiawi dan penuh persaudaraan, dan tidak melawan mereka dengan sikap yang sama ekstrem dan radikal.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat harus diberikan kebebasan berpikir agar terwujud dialog sehat dan saling mengkritik yang konstruktif sehingga berdampak empatik antaraliran.
“Tepat jika Pondok Pesantren Dar El Hikmah diinisiasi Detasemen Khusus 88 menggelar tabligh akbar kebangsaan dalam upaya mengantisipasi radikalisme yang menempel di kalangan santri pondok pesantren. Seluruh santri dan santriwati agar bisa menentang sikap radikalisme tersebut,” katanya.
Sementara, Kepala Satuan Tugas Wilayah (Kasatgaswil) Riau Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, Kombes Polisi Tejo Dwi Saptono BS, menjelaskan saat ini sasaran radikalisme adalah generasi milenial.
“Acara tabligh akbar kebangsaan ini penting digelar, karena kami dari Densus 88 merasa saat ini sasaran teror itu adalah generasi milenial,” ujarnya.
“Sebab cara berfikir generasi milenial mudah dipengaruhi dan acara ini sebagai bentuk memberikan pagar bagi generasi muda terhindar dari paham radikalisme negatif,” lanjut Tejo.