Ponpes Jangan Dicap Pencetak Santri Terpapar Radikal Terorisme

Nasional5 Dilihat

BANJARMASIN – Pondok Pesantren (Ponpes) jangan dicap sebagai pencetak santri terpapar paham radikalisme dan terorisme. Karena itu, apabila ada salah satu santri pesantren yang terpapar, maka hal tersebut hanya oknum.

Hal itu diungkapkan salah satu tenaga pengajar di Ponpes Nurul Amin, Abdurahim saat digelar dialog dan silaturahmi yang diselenggarakan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) di Pesantren Nurul Amin, Pandulangan Alabio, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Sabtu (19/7/2020).

“Ponpes tidak pernah mengajarkan tentang paham radikalisme dan terorisme. Karenanya, hanya oknum saja apabila terpapar radikal terorisme,” kata dia.

Pimpinan Ponpes Nurul Amin, Muslikun Habib, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, Ponpes mempertahankan aqidah Islam dari rongrongan paham komunis, radikalisme maupun komunisme.

Oleh sebab itu, pihaknya juga tetap melakukan apel pagi setiap Senin dengan mengikuti peraturan pemerintah.

“Tetap hormat pada bendera dan Pancasila, termasuk juga mengajarkan nilai kebangsaan. Kita memberikan pengajaran ahlak agar santri tidak terjerumus pergaulan bebas termasuk paham radikalisme,” ujar dia.

Ia mengaku, pada 2015 silam ada santri yang sempat belajar selama tiga tahun dan kemudian pindah ke pesantren di Pulau Jawa. Namun setelah pulang, rupanya terpapar radikalisme.

“Bukan berarti Ponpes ini terkait, dan membenarkan tindakan radikalisme dan terorisme,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahadi, mengatakan kegiatan sosialisasi dan silaturahmi tersebut salah satu program Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Pusat.

“FKPT merupakan perpanjangan BNPT Pusat untuk melakukan komunikasi kepada ulama dan tokoh daerah terkait kasus radikalisme penyerangan Polsek Daha pada 1 Juni 2020 lalu,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *