GARDANASIONAL, JAKARTA – Setelah diprotes dalam beberapa aksi, Presiden Bolivia, Evo Morales dan Wakil Presiden Alvaro Garcia Linera akhirnya mengundurkan diri. Hal itu sesaat setelah Panglima Militer Bolivia, Jenderal Williams Kaliman, meminta Morales mundur demi perdamaian dan stabilitas negara.
Pengunduran diri Morales yang telah memimpin Bolivia selama 14 tahun, seperti dikutip Reuters, dilakukan pada Minggu (10/11/2019) untuk mengembalikan stabilitas keamanan negara, .
“Saya mundur, mengirimkan surat pengunduran diri ke Anggota Legislatif. Ini adalah kewajiban saya sebagai presiden pribumi dan presiden seluruh rakyat Bolivia untuk perdamaian,” ujar Morales.
Dari hasil penyelidikan Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) menunjukkan adanya pelanggaran serius dalam pemilu Bolivia turut dibantah Morales.
Penyelidikan OAS menyebut, hasil pemilu harus dianulir karena ditemukan manipulasi sistem penghitungan suara. Morales dalam pemilu lalu menang 10 poin dari rivalnya, Carlos Mesa.
Ia mengatakan, tak punya alasan untuk melarikan diri. Karena itu, harus ada bukti menyatakan bahwa dirinya bersalah. “Saya ingin rakyat Bolivia tahu bahwa saya tidak punya alasan untuk kabur, mereka harus membuktikan jika saya mencuri sesuatu,” katanya.
Sejumlah pihak menyambut baik pengunduran diri Morales. Pemimpin gerakan oposisi sipil kota Santa Cruz, Luis Fernando Camacho, mengatakan laporan OAS jelas menunjukkan adanya kecurangan.
“Hari ini kami memenangkan pertempuran,” tegas Camacho.
Hingga kini belum ada yang menggantikan Morales. Sebab Alvaro Garcia Linera, Wakil Presiden Bolivia turut mengundurkan diri. Jika berdasarkan konstitusi Bolivia, maka kepimpinan negara diambil alih Presiden Senat, namun Presiden Senat Bolivia, Adriana Salvatierra juga mengundurkan diri.