Protes Lidia Thorpe: “Anda Bukan Rajaku”, Hiasi Kunjungan Raja Charles ke Australia

JAKARTA – Kunjungan resmi Raja Charles III ke Australia pada 20 Oktober 2024 menjadi sorotan media internasional setelah terjadinya insiden protes yang diwarnai dengan teriakan “Anda bukan Rajaku” dari Senator independen Lidia Thorpe. Protes ini berlangsung di Gedung Parlemen Australia, tepat setelah Raja menyampaikan pidatonya.

Thorpe, seorang senator Aborigin dari Victoria, mengganggu upacara tersebut dengan berteriak selama sekitar satu menit, menyatakan, “Ini bukan tanahmu, kamu bukan Rajaku,” dan mengklaim adanya genosida terhadap masyarakat pribumi. Teriakannya terjadi saat Raja Charles hendak bergabung kembali dengan Ratu Camilla, setelah menyelesaikan pidatonya. Thorpe kemudian dikawal keluar oleh petugas keamanan.

Baca Juga: Panglima TNI Rotasi 63 Perwira Tinggi: Transformasi Jabatan Strategis

Meskipun insiden tersebut mengganggu, acara tetap dilanjutkan tanpa ada komentar resmi mengenai protes tersebut. Raja dan Ratu kemudian menemui ratusan penggemar yang telah menunggu untuk menyambut mereka di luar gedung.

Latar Belakang Kontroversi

Raja Charles III

Lidia Thorpe dikenal sebagai aktivis yang mendukung perjanjian antara pemerintah Australia dan masyarakat pribumi. Dia menekankan bahwa Australia, sebagai bekas jajahan Inggris, belum memberikan pengakuan kedaulatan kepada penduduk asli.

Thorpe mengatakan kepada BBC yang dikutip Senin (21/10/2024), “Untuk menjadi penguasa, Anda harus berasal dari tanah ini. Dia bukan berasal dari tanah ini,” menekankan perlunya perjanjian damai dengan masyarakat pertama.

Sementara protes berlangsung, banyak pengunjung tetap antusias menyambut pasangan kerajaan. Beberapa warga Australia mengungkapkan rasa bangga mereka dan merasa bahwa Keluarga Kerajaan merupakan bagian dari budaya Australia. Jamie Karpas, seorang pengunjung, berkata, “Saya sangat gembira. Keluarga Kerajaan adalah bagian besar dari kehidupan kita.”

Kunjungan yang Bersejarah

Kunjungan Raja Charles merupakan yang pertama sejak ia dilantik sebagai kepala negara pada September 2022. Raja menyampaikan pidato mengenai pentingnya hubungan dengan masyarakat adat, mengakui bahwa pengalaman hidupnya telah dipengaruhi oleh kearifan tradisional mereka. Namun, pernyataan protes Thorpe menambah ketegangan dalam suasana yang seharusnya merayakan hubungan tersebut.

Istana Buckingham belum memberikan komentar resmi tentang insiden ini, tetapi sumber dari istana menyebutkan bahwa pasangan kerajaan merasa tersentuh oleh sambutan hangat dari ribuan orang yang hadir.

Australia telah lama berdebat mengenai status monarkinya. Pada 1999, referendum untuk menjadi republik ditolak. Namun, dukungan untuk gerakan tersebut terus berkembang, terutama di kalangan generasi muda.

Perdana Menteri Anthony Albanese, yang dikenal sebagai seorang republikan, menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengadakan referendum lagi dalam waktu dekat setelah hasil referendum tentang pengakuan masyarakat Pribumi yang gagal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar