JAKARTA – Putera presiden terakhir Chechnya Ichkeria dan pejuang Muslim kemerdekaan Chechnya Aslan Maskhadov, Anzor Maskhadov, meminta kaum Muslim Chechnya turut berjuang bersama warga Ukraina yang saat ini digempur Rusia.
Pernyataan Anzor Maskhadov tersebut, disampaikan melalui saluran Youtube Nizam dan media social Facebook, Sabtu (7/5).
Anzor mengatakan, kaum Muslim Chechnya tak punya hak untuk lari dari perang, di mana musuh utama mereka yakni Rusia, tengah menindas bangsa lain sebagaimana dialami Chechnya.
“Saat ini nasib umat manusia bebas sedang diputuskan di Ukraina, dan setiap orang yang mencintai kebebasan tidak punya hak untuk lari menjauh. Saya sangat yakin, orang-orang Chechen, Ingush, dan perwakilan dari orang-orang Kaukasia lainnya yang tinggal di Eropa, ingin bergabung dalam perjuangan rakyat Ukraina melawan penjajah Rusia,” ujarnya.
Baca Juga: TNI AL Bersama PT Pelni Perkuat Kerja Sama Pengamanan dan Penertiban Selama Pelayaran
Maskhadov mendesak kaum Muslim Chechnya untuk bergabung dengan legiun asing yang dibentuk dengan Keputusan Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky.
“Formasi ini sepenuhnya berada di bawah Angkatan Bersenjata Ukraina dan akan dijamin legalitas penuh untuk tinggal di Ukraina,” kata Maskhadov.
Ia menegaskan, semua sukarelawan dari Kaukasia Utara dan negara-negara lain dapat mengajukan aplikasi atas nama komando setelah mendaftar di Legiun.
“Setelah mendapatkan izin, marilah bergabung dengan batalion kami,” kata dia.
Batalion Syekh Mansyur yang termasyhur sebagai tentara perlawanan Muslim Chechnya, saat ini merupakan bagian dari Tentara Sukarelawan Ukraina dan mengoordinasikan semua kegiatannya dengan militer dan dinas intelijen setempat.
Rezim Chechnya Pimpinan Ramzan Diminta Bertobat
Kepada para Muslim Chechnya yang tergabung ke dalam pasukan Rezim Chechnya yang saat ini dipimpin Ramzan Kadyrov, Maskhadov menyeru mereka untuk bertobat.
“Saya ingin mengomentari apa yang disebut warga Chechnya sebagai para “Kadyrovtsy” alias para pengikut Kadyrov, atau yang dalam bentuk tentara Rusia datang untuk membunuh di Ukraina. Saya kira ada di antara Anda yang tidak pergi ke sini atas keinginan mereka sendiri, dan jauh di lubuk hati menentang perang ini,” ujarnya.
“Kami sarankan Anda membuat satu-satunya keputusan yang tepat—bertobat dan menyerah. Ini perang yang sia-sia. Anda melihat bahwa militer Ukraina dan rakyatnya memperlakukan tahanan secara manusiawi. Dengan membuat keputusan yang tepat, Anda tidak hanya akan menyelamatkan hidup Anda, tetapi juga membersihkan nama Anda yang kotor. Anda yang tidak terlibat dalam penyiksaan, pembunuhan, dan intimidasi, baik di negara Anda maupun di Ukraina, kami akan terima,” lanjut dia.
Maskhadov bahkan mengingatkan mereka dengan ajaran Islam yang juga dianut, sebagian besar warga Chechnya yang diberangkatkan ke Ukraina.
“Jika Anda memutuskan untuk terus berjuang di sisi pasukan Rusia-Nazi di Ukraina, membenarkan perbuatan kotor Anda yang tidak masuk akal di hadapan Tuhan sebagai orang-orang yang digaji untuk membunuh warga sipil, bersumpah untuk menjadi algojo di negara kita dan hal-hal murah lainnya dengan ini alasan perintah battalion, saya memperingatkan Anda bahwa perjalanan Anda di bumi ini akan berakhir di kantong sampah kamar mayat Belarusia dan Rusia,” kata dia.
“Tubuh Anda akan disembunyikan dari kerabat Anda selama berbulan-bulan agar tidak menimbulkan kepanikan di rumah karena itu merugikan kepentingan Rusia. Atau mayat Anda hanya akan dibuang di krematorium bergerak yang mengikuti pasukan Anda. Saat itu Anda sejatinya seorang idiot, yang akan dibakar dua kali, di krematorium dan di Neraka. Jiwamu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Tuhan atas semua kekejian, kematian, dan kejahatan yang telah kamu lakukan di bumi ini. Anda tahu, Neraka dan siksaan abadi menanti,” tambahnya.
Sebelumnya Maskhadov yang saat ini menjadi eksil di Norwegia menyatakan bahwa kerabat dari pihak ibu, yang tinggal di Desa Chulga-Yurt (Znamenskoye) di Distrik Nadterechny, wilayah barat laut Chechnya, terus mengalami tekanan dari penguasa.
Setahun terakhir, kata dia, beberapa kerabat prianya telah ditahan dan mengalami tekanan di kantor polisi. Pihak berwenang menuntut mereka agar dirinya di perantauan ‘bungkam’.
Dalam insiden terakhir, akhir Juli tahun lalu, Maskhadov mengatakan bahwa salah satu sepupunya, Viskhan Khadzhimuradov, yang merupakan rekan dekat almarhum ayahnya, kemungkinan besar dipaksa untuk tampil menghujatnya di saluran TV pemerintah Chechnya.
Dalam siaran tersebut Khadzhimuradov mengatakan bahwa pendukung kemerdekaan Chechnya yang tinggal di Eropa tidak dapat mewakili Ichkeria karena mereka telah ‘melarikan diri’ dari Chechnya.
Maskhadov saat ini mengelola saluran Nizam di YouTube, tempat ia menerbitkan video tentang perang di Chechnya dan informasi lain tentang Ichkeria. Saluran ini memiliki lebih dari 8 juta pengikut.
Sementara ayahnya, almarhum Aslan Maskhadov, adalah seorang tokoh militer senior dalam Perang Chechnya pertama yang berakhir dengan kemerdekaan de facto Republik Chechnya Ichkeria pada tahun 1996. Dari tahun 1997 hingga kematiannya di tangan pasukan keamanan Rusia pada tahun 2005, ia menjabat sebagai Presiden Ichkeria.