Ramadhan Tahun Ini, Ruang untuk Melatih Diri Menjaga Nafsu

Nasional6 Dilihat

MAKASSAR – Bulan Ramadhan tahun ini berbeda dari sebelumnya, karena adanya wabah virus Corona atau COVID-19. Meski demikian, spirit puasa harus tetap sama seperti di bulan-bulan Ramadhan sebelumnya, yakni sebagai ruang untuk melatih diri menjaga nafsu dan membatasi emosi negatif.

Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Muammar Bakry, mengatakan bulan Ramadhan kali ini bisa menjadi semangat  dalam situasi Pembatasan Sikap Berskala Besar (PSBB), membatasi perilaku dan membatasi hati dari hal yang dilarang oleh agama.

“Sebagai umat Islam, ada perintah agama yang harus kita ikuti. Pertama adalah perintah dari Allah. Kedua perintah dari Rasulullah. Ketiga perintah ulil amri atau pemerintah,” ujarnya di Makassar, Jumat (24/4/2020).

Menurut Muammar, ada kemaslahatan besar yang harus dijaga oleh pemerintah yaitu memelihara jiwa manusia. Sehingga kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan adanya PSBB  adalah bagian dari tujuan utama dari kehadiran syariat Islam yang  sesungguhnya, yaitu menjaga jiwa manusia dari marabahaya akibat COVID-19.

“Kita selaku umat Islam sudah menjadi bagian mengikuti perintah Allah, mengikuti apa yang sudah disampaikan pihak pemerintah untuk menjaga jiwa kita dari virus tersebut tadi. Ini yang harus kita pahami dan sikapi bersama,” katanya.

Kondisi saat ini, lanjut Bakry, umat Islam harus menyadari bahwa spirit keagamaan tetap dijaga meski tidak lagi dilaksanakan bersama dengan melibatkan banyak orang, Seperti shalat tarawih atau salat berjamaah di masjid.

“Saya kira ibadah yang kita lakukan pada Ramadan kali ini sifatnya lebih personal. Puasa Ramadan kali ini dapat dijadikan pelajaran sekaligus ujian bagi umat  Islam,” kata dia.

Ia berharap, para tokoh agama dan masyarakat bisa membantu pemerintah, yakni dengan memberikan pengertian kepada umat masyarakat. “Jadi kita tidak bisa hanya menyerahkan tugas besar ini kepada pemerintah saja. Para tokoh berperan aktif menenangkan dan memberikan pemahaman dalam menyikapi PSBB dan kondisi saat ini,” ujar dia.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ini melanjutkan, dengan ikut berperan aktif, para tokoh agama dan masyarakat diharapkan imbauan pelarangan ibadah di masjid dan tempat ibadah lainnya bisa dipahami oleh masyarakat.
 
“Seperti shalat tarawih yang banyak orang dan salat berjamaah dalam jumlah banyak di tempat terbuka atau di masjid. Kemudian buka puasa juga demikian, tidak lagi dilakukan secara beramai-ramai,” ujarnya.

Di tengan wabah COVID-19, semua umat manusia sepatutnya tidak kehilangan empati dan kepedulian kepada sesamanya, meskipun saat ini sedang menjalani stay at home atau diam di rumah.

“Maka dalam Ramadhan ini kita diajarkan untuk berinfak dan berzakat kepada masyarakat yang tidak mampu dan yang berhak untuk itu. Sehingga warga yang mungkin banyak yang terkena PHK atau kerjanya tidak maksimal dalam kondisi wabah Corona seperti sekarang ini bisa menikmati uluran tangan dari infaq yang kita keluarkan,” ujar Bakry.

“Artinya dengan zakat dan infaq yang kita lakukan selama bulan puasa ini tentu ada pengaruh positifnya kepada masyarakat. Maka itulah satu dari sekian banyak hikmah dari perintah puasa itu sendiri,” Bakry menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *