JOMBANG – Hari Sumpah Pemuda yang juga berdekatan dengan Hari Santri Nasional, sejatinya pesannya jelas, yakni para santri ataupun generasi muda bangsa harus memegang teguh mengenai kesatuan persatuan dan memegang teguh mengenai ideologi negara.
Demikian dikatakan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiah Seblak, Jombang, Abdul Halim Mahfudz, di Jombang, Rabu (26/10/2022).
Gus Lim melanjutkan, bukan tanpa sebab pemuda harus mampu memegang teguh persatuan, namun ia memahami pemuda saat ini hidup di era informasi dan komunikasi yang cepat dan deras.
“Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pemuda bangsa ini jika tidak memiliki bekal komitmen kebangsaan yang cukup,” katanya.
“Pemuda di era sekarang itu hidup dalam era yang berat, informasi itu bisa jadi tabrakan satu dengan yang lain. Kalau pemuda itu sendiri tidak memiliki bekal, tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi informasi semasan itu, tentunya dia bisa bingung,” lanjutnya.
Gus Lim menjelaskan, sebagaimana dalam Qanun Asasi KH. Hasyim Asy’ari yang diutamakan merupakan persatuan. Hal inilah yang perlu menjadi pondasi atau pegangan bagi kaum pemuda khususnya santri dalam perannya menjaga dan merawat nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
Gus Lim menyebut promosi akan nilai toleransi menjadi hal penting untuk dikampanyekan kepada para pemuda. Sebab, Indonesia adalah negeri yang punya ideologi yang hasil rumusan para leluhur bangsa yaitu Pancasila, dan kesepakatan bersama yang telah dibuat para founding fathers atau para pendiri bangsa ini mengenai pentingnya menjaga keutuhan dan persatuan bangsa dengan merawat toleransi.
Untuk itu, pemuda khususnya santri harus dapat menunjukkan upaya kongkritnya dalam melawan radikalisme, yang dapat merusak persatuan bangsa .
“Jadi generasi muda juga harus cerdas dan cermat untuk mewaspadai apa yang dikemas yang seolah-olah itu benar. Padahal, itu adalah kemas bungkusan yang dibuat untuk mengelabuhi generasi muda saja,” katanya.
2 komentar