Santri Siap Berperan di Kabinet Baru Indonesia

Nasional, Ragam839 Dilihat

SEMARANG – Indonesia memasuki babak baru dengan resmi dilantiknya Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pengumuman kabinet Merah Putih dilakukan pada 22 Oktober 2024, bertepatan dengan peringatan Hari Santri Nasional.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Prof. Syamsul Ma’arif, menekankan pentingnya kontribusi santri dalam mendukung program pemerintah.

Menurutnya, santri tidak hanya memiliki pengetahuan agama yang mendalam, tetapi juga mampu mengelola keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

“Saya yakin santri merepresentasikan kemampuan Indonesia dalam mengelola perbedaan untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya di Semarang, Rabu (23/10/2024).

Baca Juga: Momentum Hari Santri 2024: Santri Jadi Garda Terdepan Lawan Intoleransi dan Terorisme

Prof. Syamsul menjelaskan dua amanah yang diemban kaum santri, yakni diniyah yang menekankan pentingnya prinsip keagamaan, dan wathaniyah yang mengharuskan santri memahami tujuan pendirian negara Indonesia yang inklusif.

Ketua FKPT Jawa Tengah ini menambahkan, bahwa pemahaman santri terkait urusan kenegaraan sangat baik, terbukti dengan banyaknya santri yang menduduki posisi penting, termasuk di kementerian.

“Penempatan santri di posisi strategis adalah bentuk pengakuan terhadap eksistensi mereka,” tegasnya.

Prof. Syamsul juga menggarisbawahi kelebihan santri dalam berdialektika dengan menjaga kesantunan. Ini menjadikan mereka mampu merangkul perbedaan dan menciptakan kehidupan demokrasi yang harmonis.

“Santri menawarkan perspektif alternatif dalam berpolitik, yang sangat dibutuhkan dalam konteks keberagaman Indonesia,” tambahnya.

Baca Lagi: Penangkapan Pemasok Amunisi KKB: Satgas Damai Cartenz Berhasil Ungkap Jaringan Teroris di Papua

Mengenai kabinet baru yang dibentuk, Prof. Syamsul menyoroti pentingnya rekrutmen yang mencerminkan kemajemukan masyarakat.

“Pembentukan pemerintahan yang beragam dan kompeten sangat penting untuk keberhasilan program pemerintah,” ungkapnya.

Walaupun menjalankan pemerintahan di Indonesia bukanlah tugas yang mudah, Prof. Syamsul optimis bahwa transisi kepemimpinan ini dapat menyejahterakan rakyat.

Ia berharap, santri lebih terlibat dalam proses pembangunan negara, menjadi pemimpin dan role model yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Santri harus berkontribusi dalam kebijakan dan arah pembangunan, sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang lebih bermartabat, demokratis, dan harmonis,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar