JAKARTA – Satuan Tugas (Satgas) TNI-Polri masih terus berupaya melakukan pembebaskan terhadap Pilot Susi Air, Philip Mehrtens yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pedalaman Papua.
Namun memang, banyak kendala yang dihadapi pasukan TNI-Polri dalam operasi pembebasan pilot maskapai Susi Air tersebut. Salah satu kendalanya, banyak KKB yang menyamar dan bercampur dengan warga sipil di pedalaman Papua.
Oleh karenanya, saat ini pasukan TNI-Polri sedang berupaya memisahkan warga sipil dengan teroris KKB. Tak hanya itu, tim satgas juga terkendala Medan dan cuaca yang tidak bersahabat.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda TNI Julius Widjojono, di Jakarta, Sabtu (27/5/2023).
“Medan sangat berat, cuaca yang kurang bersahabat, serta upaya memisahkan masyarakat sipil dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) terus diupayakan agar korban-korban yang tidak perlu bisa diminimalisir,” ujarnya.
Julius mendapat informasi bahwa sudah banyak masyarakat Papua yang menolak kehadiran KKB. Oleh karenanya, upaya pemisahan warga sipil dengan KKB terus dilakukan. Sebab, tidak sedikit KKB Papua yang justru menjadikan warga sebagai korbannya.
“Secara bertahap sudah makin banyak masyarakat Papua yang sadar bahwa karena ulah KST ini Kabupaten Nduga mengalami banyak kesulitan untuk hidup, pendidikan rendah, dan berdasarkan data statistik Kabupaten Nduga termasuk wilayah termiskin di Indonesia,” kata dia.
Menurut dia, pemerintah melalui TNI antara lain sudah berupaya mendukung percepatan pembangunan di Papua, namun lagi-lagi kendalanya di KST yang selalu merusak, menghancurkan, membunuh dengan sadis siapapun yang berupaya mensejahterakan rakyat.
Sekadar informasi, Pilot maskapai penerbangan Susi Air, Philip Mehrtens sudah disandera KKB KST Papua selama sekira empat bulan.
Sejumlah pasukan TNI gugur dalam operasi pembebasan pilot Susi Air tersebut. Sementara itu, Panglima TNI sudah meningkatkan status operasi militer menjadi siaga tempur.