JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan kemerdekaan Timor Leste adalah hadiah bagi dunia, karena menunjukkan bahwa konflik dapat diselesaikan melalui negosiasi.
“Kita tidak akan pernah melupakan keberanian perlawanan rakyat Timor. Orang-orang yang mempertaruhkan segalanya untuk mewujudkan kemerdekaan,” kata Guterres dikutip pada laman Deutsche Welle (DW), Sabtu (30/8/2024).
“Namun jika Timor-Leste menerima banyak hal dari PBB, sebenarnya negara ini juga memberikan banyak hal kepada PBB dan dunia. Pembicaraan yang dimediasi oleh PBB menunjukkan kepada dunia bahwa sebuah konflik dapat diselesaikan di meja perundingan,” lanjut dia.
Baca Juga: Kepala BNPT RI: Taruna Polri Harus Mampu Menanggulangi Penyebaran Radikal Terorisme
Menurut dia, negara ini telah berevolusi dari negara tuan rumah bagi pasukan penjaga perdamaian menjadi negara yang menyumbangkan personel untuk misi penjaga perdamaian PBB, seperti yang dilakukan di Sudan Selatan.
Timor Timur, yang sekarang menjadi Timor Leste, secara resmi memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002 setelah referendum lewat pemungutan suara yang diawasi oleh PBB pada tahun 1999. Lebih dari 78 persen penduduk Timor Timur memilih opsi kemerdekaan pada referendum itu.
“Kehadiran saya di Timor-Leste, pada saat negara tersebut merdeka, tidak diragukan lagi merupakan salah satu hak istimewa terbesar yang diberikan kehidupan politik saya,” kata Guterres.
“Hari itu, dan hari ini, saya merasakan keberanian luar biasa dan tekad yang tak kenal lelah dari rakyat Timor,” sambungnya.