Semua Pihak Harus Aktif Menjaga Data Keamanan

Nasional744 Dilihat

JAKARTA – Semua pihak harus terlibat aktif dalam upaya menjaga keamanan data, karena merupakan hal penting dalam meningkatkan kualitas layanan untuk masyarakat.

Hal itu dikatakan Plt. Kepala Biro Sistem Informasi dan Pengelolaan Data Kemenko PMK, Linda Restaningrum, dikutip dari situs kemenkopmk.go.id, Sabtu (27/7/2024).

“Kita harus aware dan waspada ketika berselancar di dunia maya agar keamanan informasi dan siber bisa terjaga karena aspek keamanan menjadi tanggung jawab semua pihak,” ujar Linda.

Untuk turut serta menjaga keamanan siber, terdapat tiga pendekatan dalam menciptakan ekosistem keamanan yang resilien, seperti aspek people yang merupakan pengguna dan pelindung, sehingga perlu dilakukan penguatan pemahaman agar terwujud komitmen kolektif.

Baca Juga: Mengidentifikasi Terorisme dengan Memanfaatkan AI, Perlu Diseriusi Pemerintah

Kemudian, aspek process yang berfokus pada tata kelola keamanan, serta aspek teknologi yang digunakan untuk menunjang upaya pengamanan data dan informasi.

“Terkait aspek manusia, agar pegawai menambah wawasan keamanan siber maupun melalui forum yang disediakan oleh Kemenko PMK,” katanya.

Linda menghimbau agar seluruh pegawai Kemenko PMK untuk mawas terhadap serangan siber. Diharapkan seluruh pegawai memanfaatkan dunia digital secara aman dan secara aktif melaporkan kepada Personil di Biro Sistem Informasi dan Pengelolaan Data atau Tim PMK-CSIRT, apabila menemui indikasi insiden keamanan siber demi keamananan dan kenyamanan layanan di Kemenko PMK.

“Apabila menemui indikasi insiden keamanan siber demi keamananan dan kenyamanan layanan di Kemenko PMK laporkan segera ke kami. Security is incomplete without you,” katanya.

 

Insiden Siber di Indonesia Terus Meningkat

Dalam kesempatan itu, Ketua Tim Manajemen Risiko dan Pengukuran Tingkat Maturitas Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Dony Harso, mengatakan insiden siber di Indonesia terus meningkat dan paling tinggi berasal dari serangan ransomware, malware, kebocoran data, dan phishing.

“Serangan tidak bermakna jika kita tidak terdampak langsung atau hanya sebagai penonton. Padahal dalam system dunia digital manusia berada pada rantai terlemah dari keamanan,” kata dia.

Ia menambahkan, acapkali merasa hanya sebagai pengguna, tidak merasa posisi penting dalam penjagaan IT. Padahal lubang keamanan ada pada diri sendiri, yaitu dapat menjadi jalur masuknya malware atau pembuka jalan untuk insiden siber yang lebih besar.

“Hal tersebut bermula karena sebuah ketidaktahuan dari pegawai jika tindakannya itu berisiko atau ada aturan melarang. Untuk itu, memahami siber menjadi penting bagi seluruh pegawai” kata Dony.

Baca Lagi: Mantap Napiter: Terorisme Sering Kali Berakar dari Kegagalan Sikapi Perbedaan

Dony juga menyampaikan tentang upaya preventif memanfaatkan dunia digital secara aman bagi semua kalangan. Pegawai harus mawas phising dengan tidak memberikan informasi sensitif melalui email, tidak sembarangan klik tautan dan lampiran pada email yang tidak dikenal.

Selanjutnya, memverifikasi tujuan tautan yang sebenarnya, mengetik alamat situs web daripada menggunakan tautan dari email yang tidak dikenal, serta selalu waspada terhadap nomor telepon dalam email.

Kebiasaan untuk mencegah serangan siber yang mesti diterapkan pegawai adalah membiasakan clear screen dan clean desk, menggunakan email dinas untuk keperluan kedinasan, menggunakan perangkat lunak yang terpercaya, serta menerapkan kaidah strong password yang diperbaharui secara berkala.

Seminar yang dilaksanakan secara hybrid tersebut diikuti oleh para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pratama, serta seluruh pegawai di lingkungan Kemenko PMK.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *