JAKARTA – Seorang anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terkena tembakan di bagian paha saat menangkap enam terduga teroris di kawasan hutan Register 22 Way Wawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Rabu (12/4/2023).
Sebelumnya, sebanyak empat warga negara asing (WNA) asal Uzbekistan ditangkap Densus 88 Antiteror Polri terkait dugaan aksi terorisme kabur saat ditahan di ruang detensi Kantor Imigrasi.
Keempat WNA tersebut berinisial BA alias JF (32 thn), OMM alias IM (28 thn), BKA (40 thn), dan MR (26 thn). Mereka terafiliasi dengan jaringan teroris internasional Katibat al Tauhid wal Jihad.
Diduga, di dalam proses penangkapan tersebut terjadi baku tembak antara personel Densus 88 dengan terduga teroris, yang disebut berafiliasi dengan kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
“Betul (ada satu anggota Densus 88 tertembak di paha),” ujar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Rabu (13/4/2023).
Aswin menambahkan, saat ini anggota tersebut masih dalam perawatan tim medis.
“Masih dalam tindakan medis. Kondisi Alhamdulillah sudah stabil,” katanya.
Adapun dalam proses penangkapan itu, petugas berhasil mengamankan empat orang. Sementara, ada dua terduga teroris yang tewas setelah terkena timah panah petugas.
“Enam dengan yang meninggal dunia. Dua meninggal dunia,” kata Aswin.
Menurutnya, rincian kejadian serta identitas terduga teroris akan diinformasikan lebih lanjut setelah tim melakukan proses identifikasi.
“Nanti kami rilis setelah identifikasi,” katanya.
Menurut Aswin, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Pada saat itu, petugas, baik dari Imigrasi maupun Densus 88 yang sedang melakukan pengamanan, sedang mempersiapkan makan sahur dan ibadah shalat subuh.
Secara tiba-tiba, tiga dari empat WNA melakukan penyerangan terhadap petugas dengan menggunakan pisau dapur yang didapatkan dari pantry.
“Jelang persiapan sahur WNA ditempatkan di ruang detensi tersebut melakukan penyerangan terhadap petugas Imigrasi dan anggota Densus yang bertugas di kantor tersebut, dalam upayanya untuk melarikan diri atau untuk menyerang kemudian dalam rangka melarikan diri,” kata dia.
Akibat peristiwa tersebut, seorang petugas imigrasi meninggal dunia.
“Dari peristiwa ini menimbulkan korban jiwa dari petugas Imigrasi atas nama Bapak Adi Widodo meninggal dunia,” kata Aswin.
Selain itu, beberapa petugas mengalami luka-luka, baik luka berat maupun luka ringan. Secara rinci, ia menjelaskan, staf imigrasi bernama Dikky Firstho mengalami luka berat dan saat ini masih dirawat.
Selain itu, ada pula Supriatna, seorang staf imigrasi yang mengalami luka ringan.
“Kemudian dari anggota Densus 88 ada Bripda Dendri yang sekarang masih dirawat dan luka berat, Bripda Bahrain luka berat,” katanya.