Sinergi, Koordinasi, dan Komunikasi Kunci Keberhasilan Deradikalisasi Napiter

Nasional6 Dilihat

“Kerjasama ini akan berjalan efektif bila terdapat persepsi yang sama sehingga kegiatan dalam berbagai tahapan deradikalisasi dapat terlaksana maksimal”

SIDOARJO – Sinergi, koordinasi, dan komunikasi yang baik dan kuat menjadi kunci keberhasilan deradikalisasi narapidana terorisme (napiter) yang menghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Surabaya.

Dari tujuh napiter penghuni Lapas Kelas 1 Surabaya, termasuk mantan dedengkot Al-Qaeda dan tokoh utama Bom Bali, Umar Patek, ketujuh napiter itu telah berhasil kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Demikian dikatakan Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayjen TNI Nisan Setiadi, saat melakukan kunjungan kerja dalam rangka silaturahim dengan napiter dan petugas lembaga pemasyarakat di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jumat (8/4).

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 Pasal 43D Ayat (1), dalam pelaksanaan deradikalisasi di Indonesia, BNPT memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak terkait, mulai dari kementerian/lembaga, akademi, maupun stake holder terkait.

“Kerjasama ini akan berjalan efektif bila terdapat persepsi yang sama sehingga kegiatan dalam berbagai tahapan deradikalisasi dapat terlaksana maksimal,” ujarnya.

Baca Lagi: Festival ‘Asik Bang’ Cara Cerdas BNPT Isi Ruang Kosong Anak Muda Cegah Radikalisme

Nisan menjelaskan, kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan implementasi kerjasama dalam meningkatkan sinergi, koordinasi, dan komunikasi antara BNPT dengan Kementerian terkait.

Diharapkan peran aktif dari kementerian/lembaga terkait dalam program deradikalisasi dapat semakin mengoptimalkan keberhasilan program tersebut.

“Saya berharap dengan silaturahim dan buka puasa bersama ini dapat lebih terjalin kerjasama yang lebih erat antara BNPT dan lembaga terkait, khususnya Lapas Kelas 1 Surabaya dalam melaksanakan program penanggulangan terorisme yaitu deradikalisasi dalam Lapas dan Rumah Tahanan Negara (Rutan),” katanya.

Ia optimis bila sinergi ini terjalin makin baik, akan terbentuk kesamaan persepsi program deradikalisasi dengan para Kepala Lapas (Kalapas) dan pamong.

Disamping itu juga, terjalin komunikasi intensif mengenai perkembangan situasi dan kondisi napiter secara berkala.

BNPT Apresiasi Umar Patek dan Napiter di Lapas Kelas 1 Surabaya Kembali ke NKRI

Nisan mengaku senang dan memberikan apresiasi tinggi kepada Umar Patek bersama para napiter lain yang telah kembali ke NKRI.

Apalagi ketujuh napiter itu kerap menjadi petugas upacara setiap Peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

“ Alhamdulillah tujuh orang napiter di sini sudah kembali ke NKRI, sudah mengakui pemerintah yang sah Indonesia,” kata dia.

Ia berharap, para napiter tetap semangat tinggi menjalani program deradikalisasi dan tidak turun moril. Bahkan dirinya berjanji akan berusaha membantu menjembatani harapan para napiter terkait masalah hukuman.

“Intinya saya akan membantu mendukung keinginan mereka yaitu ada hal positif terkait dengan putusan hukuman,” ujar dia.

“Kami selaku leading sector pencegahan tindak pindana terorisme akan membantu dengan koordinasi dengan Dirjen Lapas dan lembaga terkait,” lanjutnya.

Keberhasilan 7 Napiter Kembali ke NKRI atas Kerja Sama dan Support BNPT-Lapas

Senada, Kalapas Kelas 1 Surabaya, Jalu Yuswo Panjang, mengatakan kerjasama pihaknya dengan BNPT sangat luar biasa dalam waktu panjang menjalankan program deradikalisasi.

Ia mengaku program itu tidak mudah, sebab keberhasilan mengembalikan kepercayaan tujuh napiter ke NKRI merupakan buah sinergi dan support BNPT dan pihaknya.

“Keberhasilan tujuh kembali ke NKRI itu berkat sinergi dan saling support yang kuat dari kami dan BNPT. Mudah-mudahan ini terus terjaga,” katanya.

Menurut Jalu, Umar Patek bersama napiter lainnya sudah pantas untuk hidup di tengah-tengah masyarakat.

“Mereka sudah cukup baik. Kami sehari-hari dengan mereka. Kami dengan mereka sama yang membedakan kami badannya di luar tapi pikirannya di dalam, tapi mereka badannya di sini tapi pikirannya di luar,” kata dia.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama BNPT terus mendorong agar para napiter yang sudah menjalani hukuman lebih dari 17 tahun itu diproses remisi perubahan pidana.

Ia menilai dan menjamin bahwa para napiter itu sudah pantas hidup di tengah-tengah masyarakat.

Umar Patek Harap Negara Memberi Perhatian

Sementara, Umar Patek mewakili rekan-rekannya mengaku bersyukur kepada Allah dan berterima kasih atas kunjungan Deputi I BNPT atas kesediaannya mengunjungi mereka di Lapas.

“Beliau ini masih mau memperhatikan kami. Harapannya kepada napiter di Indonesia di tempat lain bisa dikunjungi,” kata Umar.

“Pada hakekanya napiter dan mantan napiter adalah manusia biasa memilii hati . Mereka bukan makan batu atau besi, tapi makan nasi, sana seperti manusia lain,” lanjutnya.

Umar yakin para napiter lainnya dapat dirangkul dan mengakui NKRI untuk saling bekerja sama di bawah satu atap menjaga perdamaian dan keutuhan Indonesia.

“Saya berpesan, kerja dalam menderadikalisasi napiter adalah kerja semua, bukan salah satu pihak, bukan NBPT saja, bukan Lapas saja, tapi semua,” katanya.

Patek berharap pemerintah memperhatikan napiter yang status hukumnya seumur hidup agar dipertimbangkan khususnya yang sudah mengakui NKRI.

“Diperhatikan perubahan hukuman mereka sehingga bisa turun ke-20 tahun, dan kemudian bisa keluar,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar