Soal Terduga Terorisme di Kota Palu, Pengamat: Teroris Bukan ‘SIM Salabim’

Nasional1660 Dilihat

PALU – Prof Muhammad Khairil, pengamat teroris sekaligus penulis buku berjudul “Resolusi Komunikasi: Tindak Penanganan Terorisme”, angkat bicara soal penggerebekan terduga teroris di beberapa titik di Kota Palu, Sulawesi Tengah.

“Teroris ini kan bukan sim salabim langsung ada, tapi rangkaiannya sangat panjang dan tidak satu dua hari, sehingga proses kaderisasi dan melahirkan teroris baru itu cukup panjang,” ujarnya di Palu, Jumat (26/4/2024).

Menurut Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako (Untad) ini, doktrinasi merupakan kunci perekrutan calon teroris, sehingga membuat mereka mau melakukan aksi kejahatan teroris.

“Doktrinasi itu merupakan salah satu esensi, dimana doktrin yang dilakukan saat merekrut calon teroris membuat mereka menjadi militan,” kata dia.

Ditangkapnya anggota teroris baik pimpinan maupun kasta terbawahnya, kata dia, itu tidaklah langsung berhenti beraksi, karna rangkaiannya masih panjang.

“Misalnya pimpinannya sudah ditangkap, apakah terorisme berakhir? Tidak, karna rangkaiannya masih panjang, apalagi kader mereka selalu mencari kader baru dengan pendekatan religi atau keagamaan,” katanya.

Oleh karena itu, untuk membendung aksi terorisme diperlukan pendekatan persuasif dan upaya deradikalisasi. Disamping proses hukum juga mutlak dilaksanakan untuk memerangi upaya terorisme.

“Persuasif tetap harus jalan, proses deradikalisasi ini menjadi kunci membongkar kelompok pendoktrin memang tidak mudah tapi itu bisa digunakan untuk mengubah presepsi mereka yang merasa benar dengan keyakinannya,” ujar dia.

“Kalau yang disentuh keyakinnanya dan proses hukum jalan, maka mereka selesai proses itu punya kesadaran baru, mereka akan mengerti bahwa betul ada kebenaran yang universal, dibanding kita mewujudkanya dengan kekerasan, menentang NKRI dan melakukan tindakan terorisme,” lanjut dia.

Ia berharap seluruh elemen masyarakat bersatu, bahwa apapun bentuknya, tidak ada kebaikan dalam aksi terorisme.

“Saling menjaga dan mengingatkan bahwa doktrin tentang paham radikalisme dan terorisme bakal selalu ada, saya berharap masyarakat, aparat hukum, dan semua tokoh bersatu dalam keyakinan bahwa apapun bentuknya tidak ada kebaikan dalam aksi terorisme,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *