PAPUA – Beredar video seorang pendeta dan sejumlah warga di Papua ramai-ramai bakar masker. Hal itu diduga lantaran tak percaya adanya pandemi Covid-19, Rabu (3/8/2021).
Video tersebut di unggah akun instagram @papua_talk. Dimana dalam rekmana tersebut, nampak seorang pendeta dan puluhan warga Papua mengelilingi kobaran api.
Tampak juga empat pria yang mencolok memakai jas hitam memegang beberapa masker dan botol berukuran kecil yang diduga vaksin.
Kemudian salah seorang pria berjas hitam, yang diduga pendeta, berkata secara terang-terangan mengaku selama masa pandemi maupun PPKM, mereka tetap menjalani Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gereja.
“Kami tidak pernah menutup tempat ibadah-ibadah raya. Kemudian hari ini tim KKR melakukan ibadah dari Gereja Yudea Samaria, Galilea, Bukit Sion, Tiberias, sampai dengan Matoa, Anugerah, Ekklesia. Ada 23 gereja kami yang menjalani KKR,” katanya.
Pria dalam video itu pun secara menegaskan, jika dirinya sama sekali tidak percaya COvid-19 dan vaksin. Lantaran Covid-19 buatan manusia, bukan karena kuasa Tuhan.
Karena alasan itulah mereka tidak mau kalah oleh kuasa setan yang berwujud Covid-19 dan vaksin. Sehingga mereka tidak mempercayai Covid-19 sedari awal pemberitaan Covid-19 melanda Indonesia.
“Atas nama Kwamki Narama, kami tidak percaya vaksin, vaksin dengan Corona,” ujarnya.
Setelah mengutarakan pendapatnya soal Covid-19, mereka pun akhirnya melakukan upacara simbolik dengan membuang sejumlah masker dan beberapa botol vaksin ke kobaran api yang telah menyala.
Dari keterangan tertulis akun @papua_talk, peristiwa itu terjadi di Jemaat Gereja GKII Samaria, Distrik Kwamki Narama, Mimika, Papua, Minggu (1/8/2021).
Durasi video 3 menit 11 detik itu rupanya menyita perhatian warga net. Bahkan telah ditonton 13.452 kali dan para netizen memberikan tanggapan beragam.
Akun @diditbale misalnya, menyebut jika Covid-19 bukan merupakan agama, sehingga bagi siapa yang tidak mempercayai akan penyebarannya maka sudah menjadi hak. Namun dirinya menegaskan, jika Covid-19 sangat nyata.
“Covid itu nyata, tapi covid bukan agama, jadi hak mereka tidak percaya covid. Masker juga bukan kitab suci, jadi seharusnya tidak ada yang tersinggung kalau masker mereka bakar,” tulis akun @diditbale.
Berbeda dengan akun @sa_pace_kariting, mengatakan peristiwa pembakaran masker oleh pendeta dan sekolompok orang itu, tidak dapat disalahkan.
Karena itu, yang harus bertanggung jawab adalah mereka yang mencari keuntungan dari pandemi dan menebar berita hoaks (palsu).
“Kita tidak bisa salahkan mereka sepenuhnya, yg semestinya bertanggungjawab adalah orang2 yang mencari keuntungan dari pandemi Covid-19 dan mereka yang menebar berita hoaks,” cuit akun @sa_pace_kariting.