TNI AL Bakal Teliti Benda Mirip Rudal yang Ditemukan di Perairan Selayar

Kabar Mabes7 Dilihat

JAKARTA – Penemuan benda yang mirip rudal di kawasan Perairan Selayar, Sulawesi Selatan, kini ditangani TNI Angkatan Laut. Benda yang diduga buatan Amerika Serikat itu bakal diteliti dengan melibatkan dua satuan TNI-AL, yakni Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) dan Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Laut (Dislitbangal).

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, mengapresiasi sinergisitas dengan para stakeholder di wilayah Selayar, sehingga bisa mengamankan benda tersebut. Bahkan pihaknya telah meminta satuan yang berkompeten untuk mengkaji benda yang mirip rudal tersebut.

“Akan meneliti lebih komprehensif dan analisis lebih mendalam,’’ ujarnya di Jakarta, Minggu (20/2).

Dketahui, benda asing mirip rudal itu ditemukan oleh seorang nelayan bernama Andi Arifin Lewa, yang sedang mencari umpan di sekitar Pulau Jampea, Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu (9/2) lalu.

Atas penemuan benda mirip rudal tersebut, Andi Arifin lantas melaporkan ke aparat setempat. Danposmat TNI-AL Selayar, Letda Laut (E) Siswandoyo, bersama jajaran dan kepolisian langsung menuju Pulau Jampea. Benda yang diamankan itu kemudian dibawa speedboat untuk diantar ke KRI Fatahillah-361 pada Jumat (18/2).

Saat ini benda tersebut diterima TNI-AL setelah diserahterimakan dari Kapolsek Jampea kepada Komandan Guskamla Koarmada II, Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya. Selanjutnya, dibawa ke Pangkalan TNI-AL terdekat untuk keperluan identifikasi lanjutan.

Komandan Pangkalan Utama TNI-AL VI (Danlantamal VI), Laksamana Pertama Benny Sukandari, mengatakan berdasar perkiraan sementara, benda tersebut bukan rudal. Melainkan side scan sonar, merupakan alat atau peranti pendukung kapal yang melakukan eksplorasi laut. Sistem sonar yang dihasilkan berfungsi untuk mempermudah peneliti sea bottom profile atau keadaan di bawah permukaan laut.

“Termasuk aktivitas, biodata, dan segala kehidupan di bawah permukaan laut,” katanya.

Meski demikian, hal itu sebatas dugaan sementara. Kepastiannya akan menunggu hasil penelitian Pushidrosal dan Dislitbangal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *