JAKARTA – Peran militer dibutuhkan dalam membantu penangganan wabah virus Corona. Karena itu, Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi, TNI menyiapkan diri.
Menurutnya, peran militer dibutuhkan apabila pelayanan kesehatan publik yang dikelola oleh sipil, seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), tidak mampu lagi menangani atau menampung masyarakat yang diduga terjangkit virus corona.
“Militer diperlukan bila otoritas sipil, sudah overheat atau kekurangan kapasitas pelayanan kesehatan publik seperti rumah sakit dan puskesmas penuh, (yang berakibat) terjadi penurunan pelayanan publik lain, keperluan isolasi di banyak trouble spot dan lain-lain,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Ia menambahkan, TNI harus menyiapkan diri sejak saat ini, sehingga bisa langsung dikerahkan ketika keadaan semakin mendesak di hari mendatang.
Pihaknya berharap Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto menyiapkan pusat tim krisis jika peran TNI diperlukan dalam membantu penanganan virus corona.
“Ini seperti ibarat pelampung di kapal laut, baiknya tidak digunakan tapi bila situasi mendesak, sudah siap dan saya sangat yakin TNI siap,” katanya.
Selain itu, meminta pemerintah segera memproduksi masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat demi mengantisipasi penyebaran virus corona.
Langkah itu bisa ditempuh pemerintah lewat Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) demi memenuhi kebutuhan dan menstabilkan harga masker di pasar yang melonjak seiring dengan mewabahnya virus corona.
“Pemerintah melalui BUMNIS untuk segera memproduksi masker untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menstabilkan harga di pasaran agar dapat terjangkau oleh masyarakat,” kata dia.
Negara harus hadir memberikan pelayanan dan rasa aman bagi masyarakat yang tengah dirundung kekhawatiran pada penyebaran virus corona.
Diketahui, dua orang yang bertempat tinggal di Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif virus corona setelah kontak dengan warga Jepang.
Penularan terjadi setelah salah satu warga Depok itu berdansa dengan warga negara Jepang.