Wamenhan Apresiasi PT Pindad kerjasama dengan industri pertahanan Ukraina

Persenjataan3 Dilihat

 
KIEV – PT PINDAD (Persero), salah satu Industri pertahanan Indonesia kini menjalin kerjasama dengan industri pertahanan Ukraina sebagai upaya memperkuat kemampuannya dalam memproduksi dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Penandatanganan kerjasama dilakukan Direktur Utama, Pindad Abraham Mose dengan Director of Department of SPETS disaksikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, Duta Besar RI untuk Ukraina, Armenia dan Georgia, Yuddy Chrisnandi, dan Dirtekindhan Kemhan Laksma TNI Sriyanto, di Kiev, Jumat (7/2/2020).

Trenggono mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan plat merah itu, dengan pelaku usaha dari industri pertahanan di Ukraina.

Realisasi dari kerjasama, kata Trenggono, diharapkan Arhanud Indonesia dapat dilengkapi dengan Fire Control Radar dan Surveillance Radar berkemampuan jarak deteksi hingga 150 km.

“Nantinya pengawakan senjata artileri yang normalnya membutuhkan personil hingga 8 prajurit, menjadi hanya membutuhkan 1 orang operator saja, karena sistem sudah komputerisasi sangat otomatis melalui sistem yang disebut Air Defence System,” ujarnya seperti dirilis Kementerian Pertahanan, Sabtu (8/2/2020).

Sementara Direktur Utama Pindad, Abraham Mose, menambahkan kerjasama dengan SPETS dalam bidang perbaikan sistem senjata pertahanan udara AAG bernama S-60 kaliber 57 mm. Sistem senjata buatan Uni Soviet tahun 1950-an masih banyak digunakan oleh berbagai negara, termasuk salah satunya adalah Indonesia.
 
Terdapat kurang lebih 236 unit S-60 yang terdiri dari 188 manual unit dan 48 retrofit yang digunakan oleh TNI satuan Arhanud.

Ia menjelaskan, kerja sama itu diharapkan dapat mengembangkan kemampuan PT Pindad sebagai produsen untuk melakukan perbaikan dan modernisasi sistem senjata tersebut agar AZP S-60 dapat terus digunakan secara maksimal untuk proteksi wilayah udara Indonesia oleh Arhanud.

Ditambahkannya, selain bidang Air Defense, Pindad juga melanjutkan dan melakukan review dari rencana kerja sama terkait BTR-4 yang sebelumnya telah pernah diinisiasi oleh Pindad tahun 2014 melalui perjanjian joint-production di Indonesia.
     
“Rencana akan ada Joint Production BTR 4, disini terkait penyediaan Tank Amfibi buat Marinir/ TNI AL. Pindad memperoleh benefit terkait Pembuatan Ranpur Amfibi,” katanya.

SFTE Spetstechnoexport merupakan State Foreign Trade Enterprise atau perusahaan sepenuhnya berada di bawah kendali atau dikerjakan oleh negara yang bertugas melakukan penjualan ekspor produk dan jasa militer serta dual use ke luar negeri dan merupakan bagian intergral dari Ukroboronprom, yaitu payung gabugan industri militer di Ukraina (the full Ukrainian defence-industrial complex).


     
SPETS merupakan kedua terbesar dalam trade turnover dan merupakan exporter berpengalaman di Ukrania yang beroperasi sejak 2000. Memiliki jaringan dan akses ke 120 perusahaan negara dan 70 perusahaan swasta manufaktur, 35 biro desain dan 30 pusat riset baik milik pemerintah maupun swasta.

Sebagai organisasi di bawah Ukroboronprom yang menjadi payung bagi industri militer  Ukraina untuk export ke luar negeri, SPETS tentunya memiliki akses ke berbagai industri militer dan produk militer di Ukraina, seperti RPG, kendaraan tempur, serta services, seperti perbaikan pertahanan udara, salah satunya adalah Anti-Aircraft Gun (AAG) S-60.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *