Warga Irak Serbu Kantor MBC: Kemarahan atas Penyebutan Pemimpin Hamas dan Hizbullah sebagai Teroris

Internasional432 Dilihat

JAKARTA – Ratusan warga Irak menyerbu kantor Middle East Broadcasting Center (MBC) di Baghdad. Insiden ini terjadi sebagai bentuk protes terhadap penyiaran laporan yang menyebut pemimpin Hamas dan Hizbullah sebagai ‘teroris’.

Diperkirakan antara 400 hingga 500 orang terlibat dalam aksi ini, yang berujung pada pembakaran sebagian dari gedung tersebut.

Laporan yang disiarkan oleh MBC memicu kemarahan luas di kalangan pemirsa Irak. Dalam tayangan tersebut, sejumlah tokoh terkenal, termasuk pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan mantan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dijuluki teroris. Laporan ini juga menyebutkan Yahya Sinwar, penerus Haniyeh di Hamas, sebagai “wajah baru terorisme”.

Sumber dari Kementerian Dalam Negeri Irak mengungkapkan bahwa penyiaran tersebut secara langsung menyakiti perasaan komunitas yang mendukung kedua kelompok tersebut.

Baca Juga: Pelantikan Prabowo-Gibran: Kehadiran 33 Kepala Negara Memperkuat Diplomasi Indonesia

“Mereka menghancurkan peralatan elektronik, komputer, dan membakar bagian bangunan,” ungkap sumber tersebut kepada AFP, seperti yang dilansir oleh The New Arab, dikutip pada Minggu (20/10/2024).

Setelah insiden tersebut, pasukan keamanan dikerahkan untuk membubarkan massa dan mengawasi situasi di sekitar gedung MBC. Api yang membakar kantor media itu berhasil dipadamkan, tetapi ketegangan di lokasi masih terasa. “Pasukan keamanan masih dikerahkan di dekat gedung,” tambah sumber dari Kementerian Dalam Negeri.

Laporan yang dipicu oleh situasi geopolitik saat ini, termasuk serangan Israel terhadap Gaza dan Lebanon, menambah ketegangan. Israel mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk membasmi Hamas dan Hizbullah, meskipun banyak laporan menunjukkan bahwa serangan tersebut mengakibatkan korban jiwa sipil yang signifikan.

Ketegangan ini juga melibatkan Iran, yang merupakan sekutu bagi kedua kelompok tersebut dan memiliki pengaruh signifikan di Yaman, Irak, dan Suriah.

Kejadian di Baghdad ini mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap media, terutama ketika laporan dianggap tidak adil atau tidak sensitif terhadap konteks lokal dan geopolitik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *