JAKARTA – Mewakili Pemerintah Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia mewakili Pemerintah Australia, melakukan pertemuan kesembilan kalinya sebagai mekanisme bilateral dalam kerjasama penanggulangan terorisme.
Dikutip dari website BNPT RI di Jakarta, Sabtu (16/9/2023), Kepala BNPT RI, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, mengatakan pertemuan konsultasi bilateral yang ke-9 dilaksanakan di Canberra, Australia tersebut, merupakan pertemuan rutin tahunan dalam rangka memperkuat kerja sama anti-terorisme.
Hal itu sebagaimana disepakati dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Republik Indonesia tentang Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme Berbasis Kekerasan.
“Pertemuan kali ini fokus membahas penilaian ancaman terorisme dan prioritas penanggulangan terorisme ke depan,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu, turut ditekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam penanggulangan terorisme.
“Agenda pertemuan Konsultasi Bilateral yang multi-disipliner menunjukkan eratnya kerja sama kedua negara dan pentingnya kolaborasi para pemangku kepentingan dalam penanggulangan terorisme,” kata dia.
Ambassador for Counter Terrorism Australia, Richard Feakes, turut mengapresiasi berbagai kerja sama penanggulangan terorisme yang telah terjalin selama ini.
“Indonesia merupakan mitra penting bagi Australia dalam penanggulangan terorisme dan saya mengapresiasi berbagai kerja sama yang telah terjalin selama ini,” ujarnya.
Dari pertemuan ini, kedua belah pihak memiliki perhatian yang sama terhadap ancaman radikalisasi online yang menargetkan anak-anak muda, kelompok terorisme, serta pendanaan terorisme.
Kedua negara juga berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja sama baik melalui dialog di tingkat bilateral, forum-forum regional dan multilateral serta berbagai kerja sama teknis.