JAKARTA – Pengamat intelijen dan terorisme, Stanislaus Riyanta, mengatakan banyaknya pelaku teroris yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri belakangan ini, lantaran di bulan Agustus merupakam momentum yang tepat bagi komplotan teroris melakukan aksinya terhadap negara.
“Agustus salah satu waktu favorit teroris untuk beraksi sebagai simbol perlawanan terhadap negara,” ujarnya di Jakarta, Jumat (9/8/2024).
Ia menambahkan, menggeliatnya lagi aksi-aksi teror diduga dilatarbelakangi tumbuhnya kembali sel-sel kecil pelaku teroris. Mulai dari sel keluarga, bahkan dari sel tunggal, seperti teroris yang ditangkap di Malang.
“Memang teroris juga mulai menggeliat lagi, baik yang kelompok besar seperti JAD yang berafiliasi ISIS, atau sel-sel kecil termasuk sel keluarga, bahkan yang lone-actor atau sel tunggal seperti yang di Malang,” katanya.
Baca Juga: Upaya Menjaga Generasi Muda dari Swa-radikalisasi Perlu Pendekatan Komprehensif
Selain itu, Stanislaus juga menyoroti dua teroris yang baru ditangkap di Jakarta Barat. Ia menilai, pelaku teroris yang ditangkap itu merasa cukup kapabilitasnya, sehingga mereka berniat hendak melakukan aksi teror di Jakarta.
“(Yang di Jakbar) mereka sudah merasa cukup kapabilitasnya, targetnya sudah jelas, dan momentumnya juga tepat mereka akan aksi,” kata dia.
Seperti diketahui, Densus 88 Antiteror menangkap terduga pelaku teroris berinisial HOK di Batu, Malang, Jawa Timur. Pelaku yang merupakan seorang pelajar berusia 19 tahun itu ditangkap, Rabu (31/7/2024).
Dari hasil pendalaman, pelaku diduga hendak melakukan aksi teror bom bunuh diri dengan menggunakan bahan peledak jenis triaceton troperoxidre (TATP). Rencananya bom tersebut akan diledakkan di dua tempat ibadah di Malang, Jawa Timur.
Tak berselang lama, Polri kembali menangkap dua teroris di Jakarta Barat berinisial RJ dan AM pada Selasa, 6 Agustus 2024. udah merakit bahan beledak untuk digunakan dalam aksi teror.
Dua pelaku teroris tersebut merupakan pendukung Daulah Islamiyah atau ISIS. Mereka juga telah merakit bom untuk diledakkan.
2 komentar