JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesan krusial kepada para menteri dan bawahannya. Dalam konteks anggaran negara yang terbatas, Prabowo meminta agar para pejabat tidak menghabiskan waktu dan uang untuk seminar serta kunjungan luar negeri yang tidak efektif.
Hal ini disampaikan Prabowo saat pidato acara deklarasi Gerakan Solidaritas Nasional (GSN) di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2024).
Prabowo dengan tegas meminta para menterinya untuk lebih memfokuskan diri pada aksi konkret ketimbang perjalanan ke luar negeri.
“Kalau mau jalan ke luar negeri, pakai uang sendiri boleh,” ujarnya.
Pernyataan ini bukan sekadar retorika, ia melihat adanya kebutuhan mendesak untuk mengalokasikan APBN untuk program-program yang lebih bermanfaat, seperti penyediaan makanan bergizi gratis bagi anak-anak.
Baca Juga: Fakta Menarik Helikopter Bell 412 TNI dalam Operasi Udara
Salah satu poin penting dalam pidato Prabowo adalah masalah pendidikan. Ia mencatat bahwa meskipun ada program untuk memberikan makanan bergizi gratis, masih banyak anak di Indonesia yang kekurangan seragam sekolah. Hal ini menjadi penghalang bagi mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
“Mau studi apa gitu lho? Kalian sudah tahu masalahnya apa,” tandasnya, merujuk pada banyaknya seminar dan studi banding yang tidak menghasilkan solusi konkret.
Prabowo juga berbagi pengalaman pribadinya ketika menjadi ketua umum Partai Gerindra. Ia menceritakan bagaimana lima anggota DPRD fraksi Gerindra meminta izin untuk kunjungan ke Hong Kong. Meskipun awalnya ia menolak, akhirnya ia melunak.
“Kami ada kesempatan Pak, ini ada rencana semua anggota dewan akan studi banding ke Hong Kong,” ungkap mereka. Momen ini menggambarkan dilema yang dihadapi banyak pejabat: keinginan untuk belajar dari pengalaman negara lain versus tanggung jawab untuk menggunakan anggaran dengan bijaksana.
Prabowo menegaskan, saat ini, apa yang paling penting adalah fokus pada masalah yang dihadapi rakyat.
“Jadi mohon, yakinkanlah seluruh anak buah kita, kurangi ke luar negeri,” katanya. Pesan ini menegaskan bahwa tindakan nyata lebih penting daripada sekadar berbicara atau belajar dari pengalaman luar negeri.
1 komentar