JAKARTA – Real Madrid, salah satu klub sepak bola paling bergengsi di dunia, saat ini berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Di bawah kepelatihan Carlo Ancelotti, tim ini mengalami dinamika yang membuat banyak penggemar dan analis bertanya-tanya apakah mereka masih bisa kembali ke jalur kemenangan.
Dengan serangkaian hasil buruk yang mengecewakan, tantangan besar menanti Los Blancos dalam beberapa pekan mendatang.
Setelah berhasil melakukan comeback mengesankan dengan membalikkan ketertinggalan dua gol melawan Borussia Dortmund di fase grup Liga Champions, harapan tampaknya mulai tumbuh.
Namun, hasil-hasil berikutnya membawa ketidakpastian. Dalam pertemuan yang sangat dinantikan, Real Madrid mengalami kekalahan telak 4-0 dari rival abadi mereka, FC Barcelona, dalam El Clásico.
Hasil ini menjadi tamparan keras bagi klub, mengingat sejarah rivalitas kedua tim dan harapan untuk bersaing di puncak klasemen La Liga.
Baca Juga: Rekrutmen Polri: Program Bintara Kompetensi Khusus untuk Perkuat Sektor Pertanian dan Kesehatan
Kekalahan 4-0 dalam El Clásico bukan hanya sekadar angka; ini adalah indikasi dari masalah yang lebih dalam di tubuh tim.
Barcelona tampil dominan dan menunjukkan kontrol permainan yang jauh lebih baik. Meskipun hasil buruk ini tidak langsung membangkitkan alarm di manajemen, namun tekanan terhadap Ancelotti dan skuadnya semakin meningkat.
Penggemar mulai meragukan kemampuan tim untuk bersaing di lapangan, terlebih dengan performa mereka yang tidak konsisten.
Setelah kekalahan dari Barcelona, Real Madrid membuat keputusan kontroversial untuk tidak menghadiri gala Ballon d’Or.
Keputusan ini muncul setelah bocornya informasi bahwa Vinícius Jr., meskipun menjadi salah satu pemain kunci tim, tidak akan menjadi pemenang.
Keputusan ini menyoroti ketegangan di antara klub dan pengakuan individu, serta mencerminkan suasana yang tidak bersahabat di dalam tim setelah hasil buruk yang didapat.
Pertandingan Melawan Valencia dan AC Milan
Setelah penundaan pertandingan melawan Valencia akibat cuaca buruk, Real Madrid kembali ke lapangan menghadapi AC Milan, yang menjadi ujian berat lainnya.
Dalam pertandingan ini, tim Italia berhasil mendominasi permainan di Santiago Bernabéu. Meskipun Vinícius Jr. berhasil mencetak gol, kolektivitas tim menunjukkan kelemahan besar, dan Real Madrid harus menerima kenyataan pahit dengan kekalahan 1-3.
Ini menjadi kekalahan kedua berturut-turut, dengan statistik mencemaskan: tujuh gol kebobolan dan hanya satu gol yang dicetak.
Kini, Carlo Ancelotti dan timnya dihadapkan pada banyak pertanyaan. Bagaimana mereka akan membalikkan keadaan dalam waktu yang singkat? Dengan pertandingan melawan Osasuna dan Leganés di La Liga, setiap poin menjadi sangat berharga.
Kemenangan di laga-laga ini akan sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan diri tim sebelum menghadapi Liverpool di Liga Champions, yang saat ini dalam kondisi prima dan belum terkalahkan.
Namun, meskipun situasi tampak suram, masih ada harapan. Dengan pemain-pemain berbakat seperti Vinícius Jr., yang menunjukkan kemampuannya meski dalam situasi sulit, ada potensi untuk bangkit.
Ancelotti perlu menemukan cara untuk memaksimalkan performa individu dan kolektif. Pelatih berpengalaman ini memiliki rekam jejak yang baik dalam mengatasi krisis, dan para penggemar masih berharap dia dapat membawa tim kembali ke jalurnya.
2 komentar