JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) baru-baru ini menggelar sebuah talkshow di Kairo, Mesir, yang mengangkat topik penting mengenai kewaspadaan terhadap ideologi kekerasan di kalangan Warga Negara Indonesia (WNI).
Dikutip dari laman bnpt.go.id, Jumat (8/11/2024), Direktur Deradikalisasi, Brigjen. Pol. Akhmad Nurwakhid, menekankan bahwa ideologi kekerasan kini telah menyusup ke berbagai lapisan masyarakat.
Ideologi kekerasan, yang dapat muncul dalam berbagai bentuk, dapat mengancam persatuan masyarakat Indonesia, bahkan di luar negeri.
“Waspadai ideologi kekerasan, penyebarannya telah masuk ke segala lapisan masyarakat, baik dari segi profesi, latar belakang, pendidikan, maupun suku bangsa,” ujar Nurwakhid. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat jumlah WNI di Kairo mencapai 15.000 orang, sebagian besar adalah pelajar.
Baca Juga: Mewarisi Semangat Pahlawan: Menjadi Generasi Cinta Tanah Air di Era Digital
Dalam menghadapi tantangan ini, BNPT menekankan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar untuk melindungi diri dari paham ideologi kekerasan.
Pancasila bukan hanya sekadar falsafah negara, tetapi juga merupakan kumpulan nilai luhur yang mengakar dalam budaya dan tradisi Indonesia.
“Pancasila memang bukan agama dan tidak untuk menggantikan agama, namun Pancasila adalah dasar dan ideologi negara pemersatu bangsa Indonesia,” kata dia.
Dengan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, diharapkan WNI di luar negeri dapat menghindari pengaruh negatif ideologi kekerasan.
Dalam talkshow tersebut, Inspektur BNPT, Catur Iman Pratignyo, memberikan perspektif yang menarik mengenai upaya melawan terorisme.
“Melawan teroris adalah menyelamatkan peradaban,” katanya. Pernyataan ini menekankan bahwa tindakan pencegahan terhadap terorisme tidak hanya untuk melindungi individu, tetapi juga untuk menjaga keberlangsungan budaya dan nilai-nilai kemanusiaan.
Baca Lagi: Menghadapi Tiga Dosa Besar: Sekolah Damai sebagai Solusi Pendidikan di Indonesia
Sementara Wakil Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Zaim A. Nasution, turut mengekspresikan dukungannya terhadap inisiatif BNPT.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan terorisme terhadap WNI yang ada di Kairo, yang sebagian besarnya adalah para pelajar,” ujar dia.
Ini menunjukkan bahwa komunikasi dan edukasi mengenai bahaya ideologi kekerasan sangat penting, terutama bagi generasi muda.
Begitu juga dengan Direktur Perangkat Hukum Internasional (PHI) BNPT, Imam Subekti, juga memberikan penjelasan mengenai berbagai strategi pencegahan yang dapat diterapkan oleh WNI di Kairo.
Beberapa strategi tersebut mencakup edukasi dan kesadaran terhadap pentingnya pemahaman tentang bahaya ideologi kekerasan dan cara mengenalinya.
Strategi kedua yakni komunitas yang solid, dengan membangun komunitas yang saling mendukung dan berbagi informasi untuk mencegah penyebaran ideologi kekerasan.
Ketiga, dialog terbuka yakni mengadakan diskusi dan forum untuk membahas isu-isu terkini yang berhubungan dengan terorisme dan ideologi kekerasan.
Keempat yakni pelatihan keterampilan, ialah dengan memberikan pelatihan keterampilan kepada WNI agar mereka memiliki alternatif kegiatan yang positif.