JAKARTA – Kepolisian Korea Selatan (Korsel) mengungkap penemuan mengejutkan berupa buku catatan milik mantan komandan intelijen militer, Noh Sang Won, yang berisi rencana provokasi terhadap Korea Utara. Temuan ini dilaporkan oleh Kantor Investigasi Nasional (NOI) Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan pada Jumat (20/12/2024).
Dikutip dari CNN, Selasa (24/12/2024), buku catatan tersebut mencantumkan serangkaian catatan yang mencolok, termasuk frasa “memprovokasi Korea Utara ke dalam serangan di Garis Batas Utara” dan “memblokir Majelis Nasional”.
Selain itu, terdapat memo yang mencantumkan daftar sejumlah anggota parlemen, jurnalis, jaksa, dan pejabat pemerintah yang direncanakan untuk “dikumpulkan”. Informasi ini pertama kali diberitakan oleh The Korea Herald, Senin (23/12/2024), menggambarkan situasi yang semakin memanas dalam hubungan antara kedua Korea.
NOI merupakan bagian dari tim investigasi yang sedang menyelidiki kasus darurat militer yang melibatkan Presiden Yoon Suk Yeol. Badan ini bekerja sama dengan Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi dan Komando Investigasi Kriminal Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Baca Juga: Mewujudkan Perdamaian Melalui Natal: Dialog Antarumat dan Toleransi di Indonesia
Meski demikian, NOI tidak merinci nama-nama individu yang tercantum dalam catatan tersebut dan saat ini belum bisa mengonfirmasi kapan rencana tersebut ditulis.
Catatan dari Noh Sang Won ini juga sejalan dengan tudingan yang dilontarkan oleh beberapa anggota parlemen dari partai oposisi. Mereka mengklaim bahwa Yoon dan mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong Hyun, telah berusaha memprovokasi Korea Utara, salah satunya melalui penggunaan pesawat tak berawak yang diluncurkan ke wilayah Pyongyang. Meskipun demikian, pihak kepolisian masih belum bisa mengkonfirmasi apakah semua upaya tersebut benar-benar bertujuan untuk memprovokasi Korea Utara.
Menariknya, Noh Sang Won sendiri memiliki latar belakang yang kontroversial. Ia dipecat secara tidak hormat pada tahun 2018 akibat skandal pelecehan seksual dan kini telah beralih profesi menjadi tukang peramal yang tinggal di Ansan, Provinsi Gyeonggi.
Noh sebelumnya dianggap sebagai orang kepercayaan Kim Yong Hyun dan dituduh menyelenggarakan pertemuan dengan pejabat tinggi militer, termasuk mantan kepala Komando Intelijen Pertahanan, Moon Sang Ho, di sebuah gerai burger untuk membagikan instruksi terkait persiapan pemberlakuan darurat militer.
Sebagai informasi tambahan, Noh Sang Won sudah ditangkap oleh polisi sejak tanggal 15 Desember lalu. Penangkapan ini memicu berbagai spekulasi mengenai dampak dari pengungkapan rencana yang tertulis dalam buku catatannya.
Temuan buku catatan ini tak hanya mengguncang dunia politik Korea Selatan, tetapi juga bisa berimplikasi serius pada stabilitas hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, perhatian dunia kini berfokus pada langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil oleh pemerintah Korea Selatan dan tanggapan dari Korea Utara.