Tragedi di New Orleans: Kunjungan Biden untuk Belasungkawa Pasca Serangan Teroris

Internasional423 Dilihat

JAKARTA – Presiden Joe Biden dan Ibu Negara Jill Biden tiba di New Orleans untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serangan teroris yang terjadi pada 1 Januari. Dalam peristiwa tragis tersebut, 14 orang meninggal dunia dan 35 lainnya mengalami luka-luka setelah seorang pelaku bernama Shamsud-Din Jabbar meluncurkan serangan mematikan menggunakan mobil pikup sewaan.

Serangan tersebut berlangsung dini hari, beberapa jam setelah perayaan Malam Tahun Baru di Bourbon Street, yang biasanya dipadati wisatawan. Jabbar, seorang veteran militer berusia 42 tahun asal Houston, menyerang pejalan kaki sebelum akhirnya terlibat baku tembak dengan polisi yang mengakibatkan kematiannya.

Dikutip dari unggahan voaindonesia.com, Senin (6/1/2025), Presiden Biden direncanakan bertemu dengan anggota keluarga dari para korban serangan, serta tim penyelidik yang mulai menggali lebih dalam motif dan latar belakang Jabbar.

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Biro Investigasi Federal (FBI), Jabbar diduga bertindak seorang diri meskipun terinspirasi oleh ideologi ISIS.

Baca Juga: Ratusan Pati TNI Kembali Dimutasi Panglima TNI, Siapa Saja?

Sebelum serangan, ia diketahui telah mengunggah beberapa video di media sosial yang menunjukkan dukungannya terhadap kelompok ekstremis tersebut.

Biden mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam dan menekankan bahwa seluruh bangsa turut berduka bersama orang-orang New Orleans. “Saya ingin Anda tahu bahwa kami berdiri di samping Anda,” katanya.

Dalam serangan tersebut, pihak penyelidik menemukan detonator jarak jauh di mobil Jabbar, yang tampaknya direncanakan untuk digunakan dalam bahan peledak yang telah dipersiapkan.

Serangan tersebut menyoroti kekhawatiran yang terus berkembang mengenai ekstremisme di dalam negeri Amerika Serikat.

Mike Turner, Ketua Komite Intelijen DPR dari Ohio, menyatakan ada dugaan anggota ISIS dan organisasi teroris lain yang beroperasi di AS.

“Kami tidak tahu di mana mereka berada,” tegasnya.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Alejandro Mayorkas menyatakan, selama dekade terakhir telah terjadi lonjakan signifikan dalam ekstremisme yang tumbuh di dalam negeri.

Menurut Mayorkas, situasi ancaman saat ini sangat kompleks dan sulit untuk dikendalikan.

Mayorkas juga menegaskan komitmennya untuk mendukung transisi kepada Kristi Noem, Gubernur South Dakota, yang diusulkan untuk menggantikan posisi Menteri Keamanan Dalam Negeri mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *