JAKARTA – Serangan teroris oleh kelompok militan al-Shabaab terus menjadi ancaman serius bagi keamanan di Kenya, khususnya di wilayah utara yang berbatasan langsung dengan Somalia.
Pada awal Februari 2025, al-Shabaab melancarkan serangan yang mengakibatkan penculikan lima pejabat daerah, sekaligus menambah kekhawatiran akan meningkatnya aktivitas kelompok ini di kawasan tersebut.
Presiden Kenya, William Ruto, merespons dengan tegas, menyatakan pemerintah tidak akan mundur dalam upaya memberantas al-Shabaab.
“Kami akan melakukan segala upaya untuk menjaga keamanan rakyat Kenya dan tidak akan membiarkan kelompok teroris merusak ketentraman masyarakat,” ujarnya dikutip dari ANTARA, Jumat (7/2/2025). Janji ini sejalan dengan tindakan yang telah diambil oleh pemerintah Kenya, termasuk operasi militer di perbatasan.
Baca Juga: Ini Penyebab Ricuhnya Hotman Paris dan Razman Nasution
Kondisi keamanan di wilayah perbatasan Kenya dan Somalia semakin memburuk, dengan laporan dari Armed Conflict Location and Event Data (ACLED) menunjukkan peningkatan kekerasan yang signifikan.
Sebelumnya, pada akhir Januari 2025, aparat keamanan Kenya berhasil menggagalkan dua kamp al-Shabaab yang digunakan untuk memproduksi bahan peledak improvisasi (IED) di perbatasan. Operasi yang dilakukan oleh Counter Terrorism Policing (CTP) ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memerangi terorisme.
Al-Shabaab, yang memiliki sejarah panjang dalam melancarkan serangan di Kenya sejak 2011, telah menjadi sumber ketakutan bagi banyak penduduk di wilayah utara. Serangan terbaru ini juga menargetkan petugas keamanan dan masyarakat sipil, menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di kawasan tersebut.
Penculikan pejabat daerah menambah dimensi baru dari ancaman yang dihadapi, di mana warga negara tidak hanya terancam keselamatannya, tetapi juga terancam oleh ketidakpastian pemerintahan dan stabilitas.
Pemerintah Kenya tidak hanya mengandalkan kekuatan militer untuk menghadapi al-Shabaab, tetapi juga telah meningkatkan kerjasama dengan mitra internasional, termasuk dukungan intelijen dan pelatihan untuk angkatan bersenjata mereka.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kenya telah menjadi bagian dari misi perdamaian regional dan melibatkan diri dalam operasi militer di Somalia untuk mengurangi pengaruh al-Shabaab.
Dampak sosial dari serangan ini terlihat jelas, dengan banyak keluarga yang kehilangan orang-orang terkasih dan masyarakat yang hidup dalam ketakutan.
Ruto berjanji untuk memperkuat kehadiran militer di daerah rawan dan meningkatkan keamanan di seluruh wilayah perbatasan. Komitmen ini termasuk meningkatkan fasilitas dan peralatan bagi aparat keamanan agar mereka dapat memberikan perlindungan yang lebih baik bagi warga.
Sementara itu, masyarakat internasional juga diharapkan untuk memberikan dukungan kepada Kenya dalam menghadapi tantangan teroris ini. Kerja sama regional dan bantuan kemanusiaan menjadi sangat penting untuk membantu masyarakat yang terpengaruh oleh kekerasan dan memastikan bahwa mereka dapat kembali ke kehidupan normal.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, rakyat Kenya berharap upaya pemerintah dan aparat keamanan dapat membawa perubahan positif dan mengembalikan rasa aman di lingkungan mereka. Serangan al-Shabaab tidak hanya menjadi tantangan bagi keamanan nasional, tetapi juga ujian bagi ketahanan dan solidaritas bangsa.