JAKARTA – Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing, Panglima Komando Gabungan Wilayah (Pangkogabwilhan) I, Laksdya TNI Yudo Margono kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitarnya, Jumat (10/1/2020).
Seperti dirilis Pusat Penerangan (Puspen) TNI di Jakarta, Yudo menggunakan pesawat Intai Maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar.
“Pangkogabwilhan I masih memantau melalui udara, sekitar 30 kapal ikan asing yang masih berada di perairan Indonesia wilayah Laut Natuna Utara,” kata Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Sus Taibur Rahman seperti keterangan tertulisnya.
Menindaklanjuti hasil pantau tersebut Pangkogabwilhan I, memerintahkan tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Karel Satsuit Tubun (KST) 356, KRI Usman Harun (USH) 359, dan KRI Jhon Lie 358 menuju koordinat kapal-kapal asing yang di deteksi.
Yudo menginstruksikan unsur di laut untuk melakukan langkah-langkah pengusiran terhadap kapal-kapal ikan tersebut, untuk keluar dari wilayah laut Indonesia hingga keluar dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia.
Menurut Rahman, bentuk operasi yang dilakukan adalah pelaksanan pengusiran sebelumnya, yaitu secara persuasif, komunikasi dengan coast guardnya, supaya memberitahu kapal-kapal ikannya untuk keluar dari ZEE.
“Apabila tetap tidak keluar meninggalkan perairan Indonesia maka dilaksanakan penegakkan hukum, kapal-kapal tersebut ditangkap dan diproses secara hukum,” katanya.
Dari pantauan tersebut, masih ada sejumlah kapal di luar ZEE kurang lebih 5 sampai dengan 10 mil, hal itu membuat KRI tetap disiagakan operasi patroli laut dan pesawat udara perairan Laut Natuna.
“Ini untuk mengantisipasi kapal-kapal asing tersebut memasuki wilayah perairan Indonesia lagi,” ujarnya.