JAKARTA – Persoalan terorisme tak hanya menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia, ternyata Jepang juga mengkhawatirkan hal yang sama. Karenanya, beberapa waktu lalu Direktur Jenderal Penaggulangan Terorisme Jepang, Shigenobu Fukumoto dengan Menkopolhukam, Mahfud MD bersama Kepala Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius membahas kerjasama.
Menurut Mahfud, pihaknya bakal mematangkan kerja sama dengan Jepang dalam bidang penanggulangan foreign terrorist fighter (FTF) atau terorisme lintas batas.
“Pembicaraan pendahulunya sudah, mungkin tahun 2020 ini akan segera dikonkretkan,” ujarnya beberapa waktu lalu di Jakarta.
Mahfud menambahkan, Negeri Matahari Terbit juga khawatir dengan permasalahan terorisme. Terlebih, saat ini pergerakan terorisme lintas-batas semakin canggih. Dimana kelompok terorisme kerap melibatkan perempuan dan anak-anak. Kemudian pendanannya bisa melalui transfer via gadget alias handphone.
“Jepang juga khawatir terhadap terorisme, karena sekarang terorisme lebih canggih,” katanya.
“Jadi sudah digital, kalau dulu kan lewat bank, kalau sekarang grade sudah sampai dan itu dibagikan,” Mahfud menambahkan.
Mahfud mencontohkan, pembagian uang yang masuk ke Indonesia. Uang tersebut nantinya akan dioperasikan membeli senjata rakitan.
“Coba yang ada di Suriah, ada 187 orang kita di sana, yang diduga orang Indonesia bergabung dengan teroris, 31 laki-laki, sisanya itu perempuan dan anak-anak. Anak-anak itu matanya udah tajam seperti mau membunuh saja, gitu,” kata Mahfud.
Diketahui, dalam upaya kerja sama penanggulangan terorisme, Direktur Jenderal Penaggulangan Terorisme Jepang, Shigenobu Fukumoto mendatangi Kemenko Polhukam pada Jumat (10/1/2020). Fukumoto disambut Mahfud bersama Komjen Pol Suhardi Alius.