JAKARTA – Rekrutmen Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2025 menunjukkan lonjakan pendaftar yang mengejutkan, mencapai 8.016 orang. Hal ini menandakan tingginya minat masyarakat untuk bergabung dengan institusi kepolisian. Namun, di balik antusiasme ini, muncul risiko besar berupa penipuan yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menekankan pentingnya pemahaman masyarakat tentang jalur pendaftaran yang sah.
“Jalur untuk masuk Akpol hanya ada satu, yaitu jalur reguler,” ujar Dedi di Jakarta, Minggu (2/3/2025), mengingatkan agar calon pendaftar tidak terjebak dalam janji-janji palsu.
Baca Juga: Pelantikan Brigjen TNI Sudaryanto: Strategi Baru BNPT dalam Mencegah Terorisme
Proses rekrutmen tahun ini dirancang lebih transparan. Seluruh nilai tes calon taruna akan ditampilkan secara real-time.
Misalnya, setelah tes renang, para peserta dapat melihat waktu dan hasil mereka secara langsung. Dengan cara ini, calon taruna dapat mengevaluasi diri mereka sendiri dan melakukan perbaikan jika diperlukan.
Tahapan Seleksi yang Ketat
Rekrutmen Akpol terdiri dari beberapa tahapan, baik di tingkat panitia daerah maupun pusat. Di tingkat daerah, pendaftar akan menjalani pemeriksaan administrasi, kesehatan, serta serangkaian tes akademik dan jasmani. Sementara di tingkat pusat, proses ini diperketat dengan pemeriksaan mental dan ideologi.
Rincian Tahapan Seleksi di Tingkat Daerah:
- Pemeriksaan administrasi awal
- Tes kesehatan tahap I
- Tes psikologi dan akademik menggunakan sistem CAT
- Uji kemampuan jasmani
- Sidang penetapan untuk pemeriksaan kesehatan tahap II
- Pendalaman PMK dan wawancara psikologi
- Sidang terbuka penetapan kelulusan
Rincian Tahapan Seleksi di Tingkat Pusat:
- Pemeriksaan administrasi
- Tes kesehatan tahap I dan II
- Pemeriksaan mental dan ideologi
- Tes akademik menggunakan CAT
- Tes kesamaptaan jasmani
- Sidang terbuka kelulusan
Dedi Prasetyo mengingatkan, kunci keberhasilan dalam seleksi ini adalah persiapan matang dan latihan yang serius.
“Kepada semua calon taruna, ingatlah bahwa kemampuan diri sendiri adalah penentu kelulusan,” ujarnya.
Polri juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap calo yang menawarkan bantuan dalam proses pendaftaran.
“Banyak kasus penipuan terjadi, di mana orang tua sudah memberikan uang, tetapi anak mereka tidak lolos,” kata Dedi.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengedukasi diri tentang proses yang ada dan tidak terjebak dalam penawaran yang mencurigakan.
Dengan semakin tingginya pendaftar, Polri berkomitmen untuk mengedepankan prinsip transparansi dan keadilan dalam proses rekrutmen.
“Kami berharap semua calon taruna bisa mengikuti proses ini dengan jujur dan bertanggung jawab,” tutup Dedi.