JAKARTA – Pandemi virus Corona atau COVID-19 tidak seharusnya menjadikan manusia membatasi kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar. Apalagi di bulan puasa, harus menjadi sarana melatih diri untuk mengendalikan hawa nafsu yang bertujuan memupuk kepedulian.
Guru Besar bidang Psikologi Islam dari Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta, Achmad Mubarok, mengatakan di tengah pandemi COVID-19 masyarakat justru semakin meningkat kepedulian sosialnya. Ini sudah terbukti dengan terjadinya fenomena bagi-bagi makanan di jalan.
“Sekarang memberikan makanan kepada orang-orang menjadi fenomena kekinian di mana-mana. Hal ini bisa terjadi karena lebih kepada spontanitas masyarakat yang bangkit kepeduliannya terhadap sesama,” ujarnya di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Selain dari perorangan, bantuan tersebut juga ada dari berbagai kelompok, organisasi maupun partai politik. Karena itu, dengan bantuan swadaya tersebut diyakini membuat daya tahan masyarakat yang kurang mampu cukup dapat bertahan di situasi Covid-19.
“Penting sekali adanya bantuan dari kalangan masyarakat baik pribadi, organisasi maupun kelompok. Apalagi pemerintah masih kewalahan mendistribusikan bahan makanan. Misalnya bantuan ke RT yang dibutuhkan ada 100 tapi yang diterima cuma 50 box,” kata dia.
Ia juga mengapresiasi bantuan spontanitas dari masyarakat yang muncul selama pandemi COVID-19. Bahkan dilakukan tanpa harus diimbau oleh pemerintah atau pihak manapun.
“Ini juga merupakan semangat gotong royong yang dimiliki masyarakat bangsa ini,” ujarnya.
Akibat pandemi COVID-19, lanjut Mubarok, menyebabkan masyarakat ekonomi lemah. Karena orang yang biasanya bekerja dengan rutin, saat ini menjadi tidak bisa bekerja atau diberhentikan dari tempat kerjanya karena adanya bencana wabah tersebut.
“Bisa dibayangkan orang yang biasanya kerja dengan upah harian untuk kehidupannya lalu tiba-tiba dia tidak kerja,” katanya.