JAKARTA – Bulan Ramadhan merupakan momentum yang begitu istimewa bagi kaum Muslim di berbagai
belahan dunia, untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kuasa dan
memanfaatkan saat-saat rohani pada bulan yang penuh berkah dalam meningkatkan
ketaatan kepada Sang Pencipta.
Pada bulan Ramadhan ini terdapat salah satu hari yang
istimewa dalam sejarah yaitu “Hari Internasional Al-Quds” yang
merupakan sebuah aksi bersama di dunia yang rutin diselenggarakan setiap hari Jumat
terakhir di bulan Ramadhan.
Melalui rilisnya, Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, Rabu (20/5/2020), mengatakan Hari Internasional Al-Quds yang jatuh pada tanggal 22 Mei 2020, menyampaikan beberapa hal.
Pertama, pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Ruhollah Khomeini telah menetapkan Jumat
terakhir Ramadhan sebagai “Hari Internasional Al-Quds” untuk mendukung
kemerdekaan Palestina.
“Pada hari ini umat Islam di berbagai negara Muslim dan para
pendukung kemanusiaan serta penuntut kebebasan akan menggelar berbagai
kegiatan dan aksi solidaritas sebagai bentuk dukungan kepada rakyat tertindas Palestina. Diperingati berbagai komunitas di hampir 80 negara,” tulis Kedubes Iran.
“Meski pandemi Covid-19 membatasi kegiatan
masyarakat, tetapi penyampaian solidaritas internasional
kepada masyarakat Palestina melalui berbagai cara inovatif tetap akan disampaikan
dengan sebuah slogan yang sama yaitu “Kegagalan Kesepakatan Abad dan konsolidasi
cita-cita Palestina,” Kedubes Iran melanjutkan.
Kedua,
Hari Internasional Al-Quds dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya
menghidupkan isu Palestina, mendukung bangsa tertindas, resistensi
melawan kezaliman, mencabut akar friksi di dunia Islam, melawan terorisme
dalam bentuk penjajahan, dan mengutuk intervensi kekuatan besar di kawasan.
Ketiga, terdapat alasan penting yang menjadikan Palestina sebagai isu utama bagi Dunia Islam, yaitu identitas Agama Palestina sebagai wilayah terpenting untuk berbagai
agama khususnya Islam, identitas pendudukan rezim Zionis Israel yang terus
melancarkan pendudukan dan kebijakan ekspansionismenya, dan identitas koalisi
antara barat dan rezim zionis Israel untuk terus memecah belah dan menyebarkan
dualitas antara umat Muslim, dengan tujuan melanjutkan pendudukan mereka.
Keempat perkembangan isu terorisme, krisis ekonomi,
pandemi Covid-19, dan lainnya telah mengalihkan perhatian komunitas internasional dari isu
Palestina. Karenanya menguntungkan Zionisme global dan Israel.
Kelima,
Hari Internasional Al-Quds adalah momentum komunitas dunia untuk mengutuk
tindakan ilegal memindahkan kedutaan besar Amerika ke Al-Quds dan mengakuinya
sebagai ibukota rezim Zionis, seraya menuntut pembebasan Al-Quds dan mendukung
rakyat tertindas Palestina tetap menjadi prioritas pertama dunia Islam serta
mengecam setiap aksi yang ingin mengesampingkan prioritas tersebut.
“Hari Internasional Al-Quds tahun ini sangat penting, dikarenakan AS bersama
dengan rezim zionis Israel memaksakan kehendek keji mereka kepada masyarakat
Palestina melalui Kesepakatan Abad alias Konspirasi Abad,” ujarnya.
Berdasarkan konspirasi
tersebut, Al-Quds akan diserahkan kepada rezim Zionis Israel. Dimana pengungsi Palestina di luar negeri tidak berhak kembali ke tanah airnya, dan Palestina hanya terdiri dari wilayah
yang tersisa di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
“Ide ini merupakan sebuah fitnah besar oleh,” kata dia.
Oleh sebab itu Republik Islam Iran percaya bahwa Kesepakatan Abad adalah Pengkhianatan Abad
terhadap masyarakat Palestina. Sebab merupakan kesepakatan antara rezim Zionis Israel dan Amerika, tanpa melibatkan pihak Palestina, sehingga hanya dapat
dikategorikan sebagai rencana pemaksaan kehendak yang akan menemui kegagalan.
Republik Islam Iran menganggap solusi demokratis dan politik untuk isu Palestina
adalah memberikan hak menentukan nasib sendiri kepada rakyat Palestina, yaitu
dengan kembalinya seluruh pengungsi Palestina ke tanah air dan
penyelenggaraan referendum komprehensif dan bebas di seluruh wilayah Palestina, diikuti semua penduduk asli Palestina di hadapan Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB).
“Ini merupakan solusi dan penyelesaian secara adil atas hak rakyat
tertindas Palestina,” tulis Dubes Iran.
Secara umum solusi usulan Republik Islam Iran yang telah
terkomunikasikan ke Sekretaris Jenderal PBB mencakup beberapa hal, di antaranya seluruh pengungsi Palestina memiliki hak untuk kembali ke tanah air.
“Seluruh masyarakat Palestina, penganut agama apa pun (Islam, Kristen, Yahudi) harus menentukan nasib, masa depan dan sistem politik negara mereka melalui proses referendum yang adil dan demoktaris,” ujar dia.
Kemudian, berdirinya sistem politik pilihan mayoritas rakyat Palestina.
Dengan begitu, akan memutuskan
tentang nasib pihak-pihak pendatang ke wilayah Palestina.
“Republik
Islam Iran mengajak seluruh negara dunia khususnya negara-negara Muslim untuk melakukan upaya yang diperlukan guna mendukung penuh resistensi dan perjuangan rakyat Palestina, serta menolak prarkarsa palsu Kesepakatan Abad dan membantu
proses penyelesaian masalah Palestina secara adil dan demokratis,” Dubes Iran mengakhiri.