JAKARTA – Pemerintah berencana menerapkan new normal di tengah penyebaran Covid-19 (Coronavirus). Kebijakan tersebut bukan tanpa alasan melainkan faktor keilmuan.
Oleh sebab itu, untuk menerapkan kebijakan terutama pada pembukaan kembali tempat ibadah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau kesiapan prosedur kenormalan baru alias new normal di Masjid Istiqlal.
“Saya datang ke Masjid Istiqlal, meninjau kesiapan penerapan prosedur kenormalan baru di sarana ibadah,” tulis Jokowi pada akun Facebooknya, Selasa (2/6/2020).
Meski telah menijau, Jokowi belum dapat memastikan kapan masjid tersebut dibuka untuk umum. “Kapan saatnya dibuka untuk umum, belum diputuskan sampai saat ini. Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal, apabila tidak ada kendala, selepas renovasi,” katanya.
Ia berharap, keputusan yang diambil harus dilandasi data-data ilmiah, dan melalui tahapan dan protokol yang ketat.
“Kepada para pengelola masjid, saya minta untuk menyiapkan sedari sekarang protokol kesehatan yang harus diterapkan para jemaah, untuk kenyamanan dan keselamatan bersama. Jadi, datang ke masjid, umat dapat beribadah dengan khusyuk sekaligus aman dari Covid-19,” ujar dia.
Menurut Jokowi, renovasi Masjid Istiqlal telah rampung sekitar 90 persen. Bahkan dimungkinkan selesai pada Juli 2020 mendatang.
“Insya Allah selesai bulan Juli 2020,” kata dia.
Jokowi menjelaskan pembukaan tempat ibadah hingga aktivitas ekonomi pada penerapan new normal dilakukan melalui tahapan yang ketat. Sehingga tatanan normal baru akan dapat diterapkan ke semua sektor dan wilayah.
“Kita tahu penyebaran COVID sampai saat ini di Tanah Air memang belum semua provinsi di wilayah bisa dikendalikan. Oleh sebab itu, pembukaan baik itu pembukaan untuk tempat ibadah, pembukaan aktivitas ekonomi, pembukaan sekolah, semua melalui tahapan-tahapan yang ketat dengan melihat angka-angka kurva dari R0 maupun Rt-nya. Semuanya memakai data-data keilmuan yang ketat,” ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi bicara mengenai konsep New Normal di tengah wabah corona. Baginya dengan fakta bahwa vaksin corona belum ditemukan, maka warga Indonesia harus beradaptasi dan hidup berdampingan dengan corona melalui sebuah tatanan baru yang disebut new normal.
“Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru. Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan,” ujarnya.
“Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan. Ini penyakit berbahaya tapi kita bisa mencegah dan menghindarinya, asal yang sudah berkali-kali saya sampaikan. Jaga jarak yang aman, kemudian cuci tangan setelah beraktivitas, pakai masker. Ini penting. Jadi dalam tatanan kehidupan baru nanti memang itu yang harus kita pegang,” Jokowi menambahkan.
Menurut Jokowi, hidup berdampingan dengan corona bukan berarti menyerah dengan keadaan. Karenanya bakal melakukan berbagai langkah untuk membantu masyarakat hidup dengan new normal.
“Saya tekankan keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Ini jangan dibenturkan sebagai sebuah pilihan, ini bukan dilema,” katanya.
Dalam tatanan new normal nanti, sektor-sektor usaha secara perlahan akan dibuka kembali. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Sektor-sektor usaha yang tutup berangsur-angsur bisa buka kembali, tentu dengan cara-cara yang aman dari COVID. Agar tidak menimbulkan meledaknya wabah. saya ambil contoh, misalnya restoran bisa mulai buka tapi isinya mungkin hanya 50 persen, jarak antarkursi diperlonggar, jarak antarmeja diperlonggar,” ujar dia. [Fan]