Aspers Panglima TNI: Pembinaan Mental Prajurit, Keniscayaan yang Tak Bisa Ditawar

Kabar Mabes6 Dilihat

JAKARTA – Pembinaan mental (Bintal) bagi prajurit TNI, merupakan keniscayaan yang tidak mungkin ditawar. Sebab mental merupakan motor penggerak sikap dan perilaku prajurit, sehingga apabila mental prajurit baik, maka baik pula kepribadiannya. Sebaliknya bila mentalnya rusak, maka rusak pula kepribadiannya, yang berdampak pada pelanggaran.

Demikian amanat Aspers Panglima TNI, Marsda TNI Diyah Yudanardi yang dibacakan Waaspers Panglima TNI, Brigjen TNI Kukuh Surya, saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Pembinaan Mental (Rakornis Bintal) TNI, di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021).

Ia menjelaskan, Rakornis Bintal TNI pada dasarnya merupakan wadah untuk mengevaluasi program maupun kegiatan pembinaan mental yang telah dilaksanakan.

Rakornis juga sebagai forum komunikasi timbal balik antar pembina fungsi teknis pembinaan mental, dalam hal ini Pusbintal TNI sebagai Staf Khusus Panglima TNI dan Disbintal Angkatan sebagai Staf Khusus Kepala Staf Angkatan.

“Dengan Rakornis ini diharapkan adanya kesamaan pandangan serta upaya bersama dalam melaksanakan kegiatan pembinaan mental yang efektif dan efisien, maupun dalam mencari solusi permasalahan yang dihadapi Prajurit TNI beserta keluarganya dalam perspektif pembinaan mental,” kata dia.

Peran Bintal TNI, lanjut Kukuh, melekat atau tidak dapat dipisahkan dari tugas-tugas TNI. Sentuhan pembinaan mental TNI dengan inovasi dan kreasinya, diharapkan selalu hadir dalam 4 empat upaya penyiapan Prajurit TNI yang bermental tangguh, yaitu prajurit yang menjunjung tinggi nilai-nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki jiwa nasionalisme, militansi yang tinggi dan sehat psikis.

“Sehingga mereka selalu siap untuk digunakan dan optimal dalam melaksanakan tugas mengawal serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara profesional,” katanya.

Untuk lebih mengoptimalkan pembinaan mental bagi prajurit secara kreatif dan inovatif, di antaranya dengan mempertajam materi dan metode serta mengedepankan pemahaman tentang jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *