SURABAYA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat sinergi program deradikalisasi dengan berbagai pemangku kepentingan, khususnya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Dalam audiensi yang digelar di Aula Lapas Kelas 1 Surabaya pada Jumat, 18 Oktober 2024, semangat kolaboratif dengan keikhlasan menjadi fokus utama dalam mendukung pembinaan narapidana terorisme (napiter).
Deputi 1 Bidang Pencegahan, Pengawasan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal TNI Roedy Widodo, menekankan pentingnya bekerja dengan semangat ibadah. “Dengan kolaborasi, kita cerahkan dan ikhlas bekerja, semata-mata bukan saja karena tugas pokok tetapi karena ibadah,” ujarnya.
Baca Juga:Buron Pencabulan di Panti Asuhan Tangerang: Polisi Bentuk Tim Gabungan
Roedy mengungkapkan bahwa kolaborasi yang terjalin sejauh ini berjalan dengan baik dan harus terus dipertahankan. “Ada hukum alam, like attracts like. Jika kita ikhlas dan mencerahkan, mitra deradikalisasi akan ikut tercerahkan,” tambahnya, menekankan dampak positif dari sinergi yang terbentuk.
Bambang Sugianto, Kasi Bimbingan Kemasyarakatan Lapas Kelas I Surabaya, mengonfirmasi bahwa kolaborasi deradikalisasi yang dikoordinasikan oleh BNPT berjalan lancar.
Ia menunjukkan keberhasilan implementasi Peraturan BNPT nomor 2 tahun 2020, yang melindungi petugas lapas dari ancaman radikalisasi.
“Dengan koordinasi ini, petugas merasa lebih aman dalam menjalankan tugas mereka,” jelas Bambang.
Sesi audiensi juga melibatkan dua narapidana terorisme, ASJ dan AJ, yang berbagi pengalaman positif. AJ, napiter asal Jawa Barat, mengekspresikan rasa syukur atas perubahan yang dialaminya.
“Dari radikal, saya sekarang memahami ajaran ahlussunnah wal jamaah yang benar dan mendapatkan ilmu life skill di sini,” kata dia.
Dengan semangat kolaboratif ini, BNPT berharap dapat terus mendorong perubahan yang konstruktif di kalangan napiter dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dalam Lapas.
2 komentar