JAKARTA – Di tengah merebaknya penyebaran Virus Corona (Covid-19), Detasemen Khusus 88 (Densus-88) Polri terus meningkat kinerja mengejar para terduga terorisme. Bahkan beberapa waktu lalu berhasil menangkap sebanyak empat orang terduga teroris di Batang, Jawa Tengah. Salah seorang di antaranya tewas ditembak personel Densus 88 lantaran mencoba melawan dengan samurai pada saat berusaha diamankan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono, mengatakan keempat terduga teroris ditangkap pada Senin (22/3/2020). Mereka merupakan warga Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Keempat orang tersebut berinisial MD, MF, MS, dan yang tewas ditembak adalah MT. Argo melanjutkan, keempatnya merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
“Salah satu terduga teroris yang saat mau dilakukan penangkapan melakukan perlawanan dengan pedang samurai sehingga oleh Densus-88 dilakukan tindakan tegas dan terukur,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (28/3/2020).
Jenazah terduga MT, lanjut Argo, telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan autopsi. Dari penangkapan itu petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti.
“Dari penangkapan telah disita barang bukti satu buah samurai, satu buah golok, ada sangkur komando, kemudian ada juga catatan-catatan, dan ada juga jrigen berisi cairan yang sedang dicek, kemudian juga ada 10 bungkus korek api, dan ada 10 resistor dan empat buah handphone dan 24 botol plastik kecil, dan 24 botol berisi cairan,” katanya..
Salah seorang pengamat terorisme, Muhammad Syauqilah, menjelaskan rentetan penangkapan terduga terorisme itu lantaran aparat mengedus adanya perencanaan.
“Intinya ada perencanaan dari temuan yang tadi disampaikan, itu kan ada pendanaan yang berjalan, baik itu dari sisi legal maupun yang dikumpulkan dari satu dengan yang lain,” kata dia.
Menurutnya, undang-undang Terorisme yang baru memberikan kewenangan bagi aparat kemanan melakukan penegakan hukum.
“Dia (terduga) merencanakan saja sudah kena. Saya tidak berkomentar apakah ini berkaitan dengan kelompok sebelumnya. Tapi karena kelompok ini sendirikan dari JAD, ini kan berafiliasi dengan ISIS,” katanya.
Muhammad melanjutkan, jaringan JAD yang terlifiasi dengan organisasi terorsime Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengalami perubahan pascajatuhnya Abu Bakar Albaghdady di Irak. Mereka masih secara masif menyebarkan narasi khilafah di dunia Maya.
“Jadi kalau diperhatkan di media sosial atau di media-media yang tidak bisa di-take down oleh aparat penegak hukum, misalnya telegram, justru mereka masih bermain narasi bahwasannya mereka masih kuat,” ujar dia.
Sebelumnya, pada 11 Maret 2020, Densus-88 meringkus seorang terduga teroris berinisial DP alias AU di Kelurahan Tanjung Gadang, Sungai Penoago Pakayumbuh Bara, Sumatera Barat. Diman DP diduga merupakan anggota JAD Pekanbaru.