Dipamerkan di HUT RI, Alusista Produk PT Pindad Diklaim Pertama di Dunia

JAKARTA – PT Pindad (Persero), produsen senjata dalam negeri memperkenalkan dua produk terbarunya di sela perayaan HUT RI ke-79 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Alat Utama Sistem Persenjataan (Alustsista) tersebut adalah pembasmi ancaman drone alias anti drone yang diberi nama Senjata Pelumpuh Senyap seri 1 (SPS-1), serta kendaraan Maung MV3 Mobile Jammer.

Dua produk baru Pindad itu dipakai untuk mendukung pengamanan HUT RI di IKN. Salah satu kegunaan utama senjata baru tersebut untuk mengantisipasi ancaman pesawat tanpa awak atau drone ilegal.

Baca Juga: KRI Diponegoro-365 Raih Penghargaan Ambassador Awards

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit P. Santosa, dalam keterangan tertulis, Minggu (18/8/2024), mengatakan dukungan teknis dan kesiapan purnajual dalam negeri yang dimiliki SPS-1 dan Maung MV3 Mobile Jammer, mampu memperkuat pertahanan negara dari gangguan dan ancaman drone illegal.

Sigit mengklaim, dua senjata tersebut merupakan jenis pertama di dunia. Pengembangannya murni dengan komponen dalam negeri.

“Produk ini merupakan yang pertama di dunia dalam mengintegrasikan senjata soft kill (anti drone) dan hard kill (senjata api),” kata dia.

Senada, Vice President Inovasi PT Pindad, Prima Kharisma, mengatakan proses pengembangan dua senjata tersebut saling terintegrasi.

Menurut dia, dua alustsita terbaru itu kombinasinya belum pernah dikembangkan di dunia.

Baca Lagi: HUT RI Ke-79, Aktualisasi Semangat Kemerdekaan Melalui Pengamalan Pancasila

“Bisa dibilang original design from Indonesia yang proses pengembangan kendaraannya, senjatanya, dan komponen jammer terintegrasi menjadi satu sistem kesatuan pertahanan anti-drone,” ujarnya.

Sekadar diketahui, senjata SPS-1 Pindad bertenaga baterai dan dioperasi satu orang personel. Diklaim mendukung mobilitas tinggi dan tidak bergantung pada power system statis.

Produk ini disebut mampu menetralisir ancaman drone dengan dua metode. Pertama dengan soft kill, yakni menutup akses kendali drone pada jarak 500 meter. Cara kedua adalah hard kill, berupa sistem penghancur drone pada jarak 150 meter. SPS-1 dirancang sesuai perkembangan teknologi terkini dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

Baca Lagi: Ini Pakaian Adat Presiden Jokowi dan Ibu Negara pada HUT RI di IKN

Sementara Maung MV3 Mobile Jammer, dirancang sebagai sistem anti-drone mobile. Kendaraan ini juga dilengkapi alat soft kill berupa jammer drone untuk radius 3 kilometer.

Ada juga SMB SM5 A1 kalibar 12,7 milimeter (mm) untuk metode hard kill dari jarak 1,8 kiloemter. Kendaraan ini dilengkapi penggerak 4×4 dan mampu beroperasi di berbagai medan, termasuk jalur off-road.

Untuk mengembangkan kedua senjata baru ini, Pindad menggandeng PT Sapta Cakra Manunggal (SCM), perusahaan swasta nasional yang berpengalaman menggarap produk pertahanan elektronika.

Produk buatan PT SCM disebut sudah digunakan oleh beberapa satuan militer untuk pengamanan aset vital nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *