Dua Hakim Iran Meninggal dalam Serangan Penembakan di Gedung Mahkamah Agung Teheran

Internasional650 Dilihat

JAKARTA – Media pemerintah Iran melaporkan peristiwa tragis yang mengguncang stabilitas hukum negara tersebut. Pada Sabtu (18/1/2025), dua orang hakim terkemuka, Ali Razini dan Mohammad Moghisseh, meninggal akibat serangan penembakan yang dilakukan oleh seorang pria bersenjata di Gedung Mahkamah Agung Teheran.

Menurut laporan dari situs web Mizan Online, yang merupakan bagian dari lembaga peradilan, penyerang tersebut menyusup ke dalam area gedung dengan niat membunuh hakim yang dianggap berani dan berpengalaman.

“Pagi ini, seorang pria bersenjata berhasil masuk dan melancarkan aksi pembunuhan berencana terhadap kedua hakim tersebut,” tulis Mizan dikutip pada situs VOA, Sabtu (18/1/2025). Penyerang dilaporkan melakukan bunuh diri setelah aksinya.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, juga menambahkan serangan tersebut menyebabkan satu další petugas terinjur. Juru bicara lembaga yudikatif Iran, Asghar Jahangir, menjelaskan dalam wawancara televisi bahwa pelaku menggunakan pistol untuk menyerang hakim. Namun, identitas dan motif pelaku masih dalam penyelidikan pihak berwenang.

Baca Juga: Mengembalikan Spirit Ahlussunnah Wal Jamaah: Seruan Moderasi dari Habib Nabiel

Kedua hakim yang terbunuh, Ali Razini berusia 71 tahun dan Mohammad Moghisseh berusia 68 tahun, memiliki rekam jejak dalam menangani kasus-kasus sensitif terkait keamanan nasional, spionase, dan terorisme. Moghisseh bahkan dikenakan sanksi oleh Washington pada tahun 2019 karena dianggap terlibat dalam proses persidangan yang tidak adil.

Rasa duka turut menyelimuti peristiwa ini, dengan Presiden Masoud Pezeshkian menyampaikan belasungkawanya. Ia mendesak pihak keamanan untuk bertindak cepat dalam mengungkap latar belakang dan identitas pelaku.

“Aksi tercela ini harus segera ditangani dengan serius,” katanya.

Insiden serangan terhadap hakim bukanlah kejadian baru di Iran. Meskipun serangan langsung terhadap hakim jarang terjadi, negara ini telah menyaksikan beberapa insiden penembakan yang mengincar tokoh penting dalam beberapa tahun terakhir.

Misalnya, pada Oktober 2024, seorang penceramah Muslim Syiah ditembak mati setelah memimpin salat Jumat di Kazeroun. Pada April 2023, seorang ulama berpengaruh juga menjadi korban serangan serupa di provinsi Mazandaran.

Kekhawatiran masyarakat mengenai keamanan para penegak hukum semakin meningkat menyusul serangan ini. Penyerangan semacam ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Iran dalam mengatasi konflik internal dan ekstremisme. Masyarakat berharap tindakan tegas dari pemerintah dalam menegakkan hukum dan melindungi para pemimpin hukum dan agama.

Sebagai catatan, peristiwa serupa yang menargetkan tokoh peradilan dapat berdampak pada kepercayaan publik terhadap sistem hukum, yang berdampak pada stabilitas sosial dan politik. Pihak berwenang diharapkan dapat merespons dengan langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *