Festival ‘Asik Bang’ Cara Cerdas BNPT Isi Ruang Kosong Anak Muda Cegah Radikalisme

Nasional4 Dilihat

PRINGSEWU – Festival Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang) merupakan cara cerdas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengisi ruang-ruang kosong anak muda dalam berkreasi, setidaknya negara hadir dalam dunia mereka, memfasilitasi dalam berkarya dengan tetap membawa pesan perdamaian dan persatuan.

Demikian dikatakan pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan, pada kegiatan festival ‘Asik Bang’ yang digelar BNPT melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Lampung di Pringsewu, Lampung, Kamis (7/4).

“BNPT hadir dalam mengisi ruang kosong anak-anak muda di Pringsewu khususnya dan Lampung umumnya dengan cara yang tidak umum, yaitu melalui media musik dalam rangka pencegahan radikalisme terorisme dikalangan anak muda,” ujarnya.

Baca Lagi: Akhlak dan Spiritualitas, Vaksin Tepat Radikal Terorisme?

Menurutnya, musik adalah salah satu cara pentahelix untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum. Sebuah bagian dari syair-syair puja puji kepada bangsanya, memperluas khasanah anak muda bagaimana cara mencintai bangsanya

“Kegiatan Aksi Musik Anak Bangsa ini adalah suatu hal yang sangat baik dan wajib dilanjutkan agendanya di masa yang akan datang,” kata dia.

Ia menambahkan, festival yang digelar tersebut adalah tidak haram, justru sebagai upaya konter terhadap radikal terorisme.

“Musik Asik Bang tidak haram, justru ini sebagai konter terorisme lewat musik,” katanya.

Kelompok NII Massif Menyasar Anak Muda

Ken menyampaikan rasa prihatinnya atas maraknya pemberitaan mengenai NII pada saat ini. Dimana beberapa kali teradapat penangkapat terduga teroris yang belakangan diketahui terafiliasi dengan jaringan NII.

“Saya sangat prihatin dengan fenomena NII yang akhir-akhir ini banyak muncul dan sangat massif. Pasalnya mereka selalu menyasar anak-anak muda, baik itu pelajar atau mahasiswa,” ujar dia.

Oleh karena itu, ia menyarankan para orang tua wajib membentengi anak dan generasi muda agar tidak terjadi penyimpangan.

“Orang tua selayaknya memantau perkembangan anak-anaknya. Kepulangan dari sekolah dan meminta dana untuk hal yang tidak jelas, ini wajib dipantau,” katanya.

“NII selalu mengajarkan semua sebagai taghut dan kafir, bila mereka keluar dari NII mereka akan mudah atau berpotensi direkrut kelompiok JI atau JAD,” tambahnya.

Wakil Bupati Pringsewu: Remaja di Pringsewu Merupakan Remaja Pembawa Persatuan dan Kesatuan

Sementara Wakil Bupati Pringsewu, Fauzi, dalam kesempatan itu mengatakan, Pringsewu adalah miniatur Indonesia. Karena itu, pihaknya pun siap menerima pendatang yang masuk untuk membangun wilayah tersebut.

Ia yakin remaja di Pringsewu merupakan remaja yang membawa persatuan dan kesatuan. “Saya mengajak seluruh elemen di Pringsewu terutama anak muda untuk dapat tampil sebagai pemersatu bangsa. Itu lebih baik,” katanya.

Begitu juga Ketua FKPT Lampung, M. Firsada, menjelaskan kegiatan festival musik tersebut dikemas dalam bentuk lomba.

Selain diwajibkan membawakan lagu “Salam Indonesia Harmoni” ciptaan Kepala BNPT, Komjen Pol. Boy Rafli Amar, para peserta juga diberikan kesempatan menampilkan karya lagu mereka tentang perdamaian, harmoni, dan nasionalisme.

“Saya berharap kegiatan ini membangkitkan kreativitas generasi milenial untuk berkarya bersama dan melakukan pencegahan terhadap bahaya radikalisme dan terorisme,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar