CILACAP – Buku Materi Tauhid karangan Aman Abdurahman, menjadi buku paling berpengaruh bagi jaringan terorisme di Indonesia. Hal ini dibuktikan sesuai data dari Direktorat Penegakan Hukum BNPT RI, bahwa terdapat sebanyak 24 putusan pengadilan yang menyatakan buku Seri Materi Tauhid Karangan Abu Sulaiman Aman Abdurrahman menjadi barang bukti.
Demikian diungkapkan Akademisi Universitas Indonesia (UI) yang juga pakar jaringan terorisme, Solahudin, pada kegiatan Diskusi Umum Barang Bukti Buku pada Tindak Pidana Terorisme “Kritik Terhadap Buku Sering Materi Tauhid For The Greatest Happineas Karangan Abu Sulaimam Aman Abdurrahman” di Cilacap.
“Buku ini paling berpengaruh kepada jaringan terorisme di Indonesia. Karena hampir semua jaringan terorisme yang berafilisasi dengan ISIS, mayoritas melakukan proses radikalisasi melalui buku ini,” ujarnya dikutip dari website bnpt.go.id, Kamis (7/12/2023).
Menurut Solahudin, buku karangan Aman Abdurrahman telah menjadi pintu masuk paparan radikalisme dan terorisme, termasuk mengubah tujuan dari tindakan terorisme.
“Buku ini menjadi pintu masuk ideologisasi radikalisme dan terorisme. Sekaligus mengubah target terorisme yang dahulu lebih menargetkan far enemies menjadi near enemies dalam hal ini aparat penegak hukum, seperti polisi,” katanya.
Sementara, Koordinator Analisis dan Evaluasi Penegakan Hukum pada Direktorat Penegakan Hukum Kedeputian Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI, Rahmat Sori Simbolon, menjelaskan buku Seri Materi Tauhid karangan Aman Abdurrahman penting untuk dibahas dan dikritisi, mengingat bahaya buku tersebut yang telah membuat masyarakat terpapar radikalisme dan terorisme.
“Hari ini kita melakukan diskusi terhadap barang bukti buku pada tindak pidana terorisme, Materi Tauhid For The Greatest Happineas karya Aman Abdurrahman,” ujar dia.
“Buku ini penting untuk kita bahas dan kritisi, mengingat kurang lebih ada puluhan putusan pengadilan kepada napiter yang terbukti membaca dan terinspirasi dari buku ini,” katanya lagi.
Kepada seluruh peserta yang hadir dalam diskusi umum ini, Rahmat Simbolon pun berharap, agar seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam upaya pencegahan terorisme, khususnya dalam melakukan pencegahan dan kontra narasi terhadap penyebaran radikalisme dan terorisme yang menggunakan media buku.
“Bapak Ibu hadir dari berbagai macam latar belakang instansi dan organisasi kemasyarakatan. Kami harap melalui diskusi buku ini. Bapak ibu sekalian dapat ikut berperan dalam mencegah paparan paham radikalisme dan terorisme yang bisa saja disebarkan melalui sebuah buku. Di satu sisi juga kita dapat menginspirasi dan mengubah orang lain agar tidak terpapar paham radikalisme melalui buku,” jelasnya.
Dalam rangka mengkritik sekaligus meng-counter buku Aman Abdurrahman, BNPT saat ini bekerjasama dengan 4 penulis , di antaranya JM. Muslimin, Solahudin, Alhafiz Kurniawan, dan Alex Abu Qutaibah.
Keempat penulis tersebut kini tengah menyusun buku berjudul “Kritik Terhadap Buku Seri Materi Tauhid For The Greatest Happiness karangan Abu Sulaiman Aman Abdurrahman.”