KEDIRI – Santri adalah calon pemimpin dan pewaris semangat juang dari para ulama-ulama yang dahulu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, menjadi santri bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk bangsa dan negara.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar saat memberikan kuliah umum dihadapan 1500 lebih mahasantri Ma’had Aly Lirboyo di Kediri, Selasa (29/11/2022).
“Jadi kalau hari ini nyantri, bukan untuk diri sendiri, tapi untuk bangsa dan negara. Disinilah tempat para leluhur kita melahirkan ulama yang pejuang, pejuang yang ulama,” ujarnya.
Santri yang didominasi anak muda, harus selalu waspada akan paham-paham radikal terorisme yang berkembang. Pasalnya, paham ini dapat mempengaruhi dan merubah mindset anak-anak muda.
“Terorisme adalah salah satu musuh dan masalah negara. Berlawanan dengan karakter bangsa kita, sehingga tidak boleh ada di negara ini. Mindset anak muda kita dipengaruhi sehingga menjadi intoleran, padahal bangsa kita sangat toleran, sudah jelas ada toleransi keagamaan, toleransi antar suku. Mindset intoleransi ini yang disebarkan, ideologi transnasional, hingga nantinya menjadi ideologi radikal dan teror,” ujar dia.
Boy Rafli mengungkapkan, pesantren dan santri punya peran besar dalam pencegahan paham-paham radikal. Hal itu karena santri dan pesantren memiliki bekal agama dan pemahaman agama yang kuat, sehingga menjadi benteng tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk masyarakat.
“Di pondok pesantren diajarkan fikih kebangsaan, sehingga kita harapkan bisa kuat dalam menangkal paham-paham mereka. Mahasantri dan alumni Lirboyo kita harapkan bisa menjadi benteng untuk masyarakat. Bekal pengetahuan agama adalah sebuah modal besar meraih kesuksesan, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa dan negara,” katanya.
Boy Rafli pun mengapresiasi komitmen kebangsaan yang dimiliki Pondok Pesantren Lirboyo, Ia berharap Ponpes Lirboyo akan terus menjadi pelopor dalam merawat kebangsaan, sehingga nilai dan karakter yang diwariskan ulama pejuang terdahulu akan terus terjaga.
“Pondok Pesantren Lirboyo komitmen kebangsaannya unggul. Kami harap menjadi pelopor dalam merawat kebangsaan kita, apalagi dengan ilmu agama yang dimiliki, dengan prinsip hubbul wathon minal iman, dan karakter yang telah ditularkan oleh para ulama pejuang kita,” kata dia.
“Itu menjadi modal untuk mengajak yang lain. Jadi ketika disandingan nilai agama dan nilai kebangsaan, itulah sebenarnarnya yang menjadi ciri khas dari karakter ulama pejuang dan pejuang ulama yang diwariskan kepada kita selama ini,” lanjutnya mengakhiri.