WONOGIRI – Sebagai salah satu tempat untuk mendidik para generasi muda, Pondok Pesantren harus dapat melindungi para santri dan santriawatinya agar tidak mudah terhasut propaganda kelompok radikal.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar, saat melakukan silaturahmi dan dialog kebangsaan bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopinda) dan Tokoh Agama di Pondok Pesantren Ihya’ul Qur’an, Kabupaten Wonogiri, Jumat (28/8/2020).
“Pondok Pesantren ini membina anak-anak generasi muda Indonesia,” ujarnya.
Dalam melakukan upaya pencegahan paham radikal terorisme kepada generasi muda, perlu adanya komunikasi yang intensif dengan para alim ulama ataupun dengan para pimpinan pondok pesantren.
“Kita harus bisa membuka ruang komunikasi yang konstruktif, menjaga agar anak muda agar tidak mudah terpapar pada hal-hal yang sifatnya mengarah kepada sikap-sikap yang intoleran dan bahkan melakukan tindakan yang destruktif,” kata dia.
Boy berharap kepada Forkompinda, tokoh agama dan masyarakat untuk terus memberikan bimbingan kepada para generasi muda untuk bisa menjadi generasi yang cinta kepada negara. Apalagi di era teknologi informasi yang makin berkembang.
“Karena propaganda yang terbanyak pada hari ini tentunya melalui media sosial. Tentunya kita harus bijak dalam menggunakan ataupun memanfaatkan informasi pada media sosial,” katanya.
Menurutnya, Indonesia saat ini sedang menghadapi bonus demografi sampai dengan tahun 2045, sehingga generasi usia produktif sangat dominan. Oleh karena itu, dalam penggunaan media sosial perlu adanya bimbingan yang dilakukan dengan langkah-langkah literasi maupun edukasi.
“Generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan media sosial untuk menyerap ilmu dan pengetahuan, agar penyalahgunaan media sosial di kalangan generasi muda bisa dihindari,” kata Boy.
Kepala BNPT bersyukur bisa bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al Ihya’ul Quran dibawah pimpinan Ustad Adriansyah atau Buya Adriansyah.
“Misi pondok pesantren adalah mendidik para santri dan santriawati. Mereka kelak diharapkan menjadi generasi yang sukses, memiliki akhlak yang baik, dan menjadi insan yang memiliki daya saing mengisi pembangunan,” ujar dia.
Sementara itu pimpinan Pondok Pesantren Al Ihya’ul Quran, Ustad Adriansyah, menjelaskan pihaknya akan terus melindungi para santri agar tidak mudah terpapar paham paham radikal.
“Al Quran juga mengajarkan kita untuk saling peduli, empati, dan saling menjaga serta dilarang untuk melakukan tindakan kedzaliman. Itu merupakan salah satu bentuk asas yang sangat mendasar sekali sebagai suatu tindakan untuk menangkal perilaku-perilaku yang intoleran tadi,” kata dia.
Untuk itu dirinya bersyukur bisa bertemu dengan jajaran pimpinan BNPT di pesantrennya sehingga bisa terbangun sebuah komunikasi.