JAKARTA – Pembangunan kekuatan, tidak hanya terfokus pada pembelian Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) baru, namun juga pada aspek pengoperasian dan Pemeliharaan dan Perawatan (Harwat) sepanjang masa usia pakai.
Oleh karena itu, TNI Angkatan Laut (AL) menerapkan konsep operational ready force (kekuatan siap operasional) untuk mempertajam fokus perencanaan, pembangunan, dan kekuatan pada peningkatan kesiapan operasional.
Demikian dikatakan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono, pada kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Perencanaan dan Anggaran Keuangan (Renaku) II TNI Angkatan Laut TA. 2021, seperti dirilis Pusat Penerangan (Puspen) TNI di Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Kegiatan Rakor Renaku II merupakan kegiatan penyelarasan yang kedua terhadap konsep perencanaan dan anggaran tahun 2022 yang telah disusun. Tahun 2022 Merupakan Tahun Ketiga Dari Renstra 2020-2024 yang sangat penting dalam menentukan keberlanjutan proses pembinaan dan pembangunan kekuatan ke depan.
Yudo mengatakan, pihaknya menempatkan sejumlah prioritas penting dalam pembangunan TNI AL ke depan, di antaranya pembangunan SDM, kesiapan operasional elemen sistem senjata armada terpadu (SSAT) melalui modernisasi dan Harwat Alutsista, peningkatan kemampuan fasilitas di pangkalan-pangkalan, guna mendukung satuan operasi, serta peningkatan kemampuan siber TNI AL.
Kebijakan pertahanan negara, lanjut Yudo, dirumuskan secara berjenjang mulai dari visi dan misi Presiden, kebijakan pertahanan tahun 2020-2024, serta visi TNI yang menekankan pada kesiapan tempur kekuatan TNI, penggunaan Alutsista modern, prioritas Alutsista dalam negeri, sishankamrata dan menekankan pada konsep defensif aktif dan upaya mencapai kesiapan tempur TNI yang tinggi, khususnya bagi kekuatan pemukul TNI AL.
Yudo menegaskan, agar Renaku II bukan hanya sekedar protokoler yang di laksanakan pada saat pembukaan dan penutupan saja, namun hasilnya harus tepat sasaran.
“Usahakan Renaku dengan anggaran dana yang di berikan harus ada hasilnya dan harus nyata dan bisa di nikmati oleh generasi penerus. Kita para penentu kebijakan harus memiliki mindset yang sama bahwa setiap anggaran harus bisa digunakan dan hasilnya bisa di lihat kemudian dapat dimanfaatkan sehingga dapat berkelanjutan kepada generasi penerus,” kata dia.