Mahasiswa harus Mengenali Ciri Penyebaran Radikalisme, Terorisme, dan Intoleransi

Nasional1066 Dilihat

SERANG – Semakin masifnya penyebaran radikalisme, terorisme, dan intoleransi di kalangan masyarakat, mahasiswa diminta untuk dapat mengenaili ciri ciri penyebaran paham tersebut di lingkungan kampusnya. Ini agar mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa, tidak mudah terpapar oleh paham negatif tersebut.

Demikian dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Mayjen TNI Roedy Widodo, saat menjadi narasumber pada acara Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024 mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten, Serang, Senin (26/8/2024).

“Mahasiswa harus mengenali secara dini. Definisinya terlebih dahulu, apa itu intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Setelah itu bagaimana mereka bisa mengenal ciri-cirinya. Bagaimana terpapar radikalisme, terorisme serta gejala ataupun potensi intoleransi itu seperti apa. Mahasiswa harus dikenalkan terlebih dahulu, diberikan contoh-contohnya, sehingga nanti mereka sudah bisa mengenali ciri cirinya,” ujar Roedy.

Baca Juga: Terpadunya Kebijakan, Cara Efektif BNPT RI dalam Penanggulangan Terorisme?

Menurutnya, diperlukan agar dapat terciptanya daya tahan, baik itu daya tahan individu atau resilience individu, family resilience, nasionality resilience yang akhirnya dapat tercipta suatu daya tahan ataupun ketahanan nasional yang dinamis.

“Sehingga kita dapat melakukan pencegahan, perlawanan, dan penangkalan secara dini agar tercipta suatu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang cinta damai dan harmoni,” katanya.

Roedy mengatakan, pembekalan kepada mahasiwa baru UIN SMH Banten dilakukan untuk menjalankan tujuh program prioritas BNPT yang sudah dicanangkan oleh Kepala BNPT, Komjen Pol Mohammad Rycko Amelza Dahniel, di antaranya program perlindungan terhadap perempuan, remaja, dan anak-anak.

“Perempuan, remaja, dan anak-anak termasuk kategori orang-orang yang rentan terpapar paham tersebut. Mahasiswa termasuk kategori remaja, maka dari itu penting bagi mahasiswa mengenali ciri cirinya,” kata Roedy.

Selain itu program prioritas lainnya menurut Mayjen Roedy Widodo, adalah untuk pembentukan ataupun penguatan kampus kebangsaan, dalam rangka menangkal secara dini dan memberikan perlawanan terhadap ideologi ataupun paham yang bertentangan dengan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.

 

Mahasiswa Diharapkan dapat Membudayakan Kearifan Lokal

 

Disamping itu, lanjut Roedy, mahasiswa diharapkan dapat membudayakan kearifan lokal, cinta damai, menghargai perbedaan, tidak mudah untuk mengkafirkan orang lain ataupun punya paham takfiri dan tetap mencintai NKRI, Undang-undang Dasar 1945, dan GBHN.

Ia mengaku senang, karena mahasiswa banyak yang bersemangat, antusias, dan berani maju untuk menjawab quis ataupun pertanyaan yang diberikan kepada para mahasiswa baru selama memberikan materi.

Baca Lagi: Pengamalan Pancasila, Memelihara Keberagaman dan Meniadakan Intoleransi

“Bukan benar salahnya dalam menjawab pertanyaan yang saya berikan, tetapi minimal keberanian dulu untuk tampil ke depan, setelah itu mereka akan terbiasa, berinovasi dengan memberikan suatu edukasi yang terus-menerus dan insya allah nanti mereka dapat memahami dalam menangkal paham tersebut,” ujarnya.

“Dengan memahami apa yang telah diberikan mereka, tentunya dapat tercapai suatu daya tangkal, daya lawan, dan daya cegah terhadap paham paham tersebut, sehingga tercipta suatu ketahanan nasional yang dinamis,” katanya.

Sementara itu, Rektor UIN SMH Banten, Prof Wawan Wahyudin, mengatakan pihaknya sengaja mengundang BNPT untuk memberikan materi kepada para mahasiswa baru, sebagai upaya membentengi mereka dari penyebaran paham radikal terorisme dan perbuatan intoleransi.

Menurut Prof Wawan, tidak mungkin menjaga negeri ini dengan SDM yang ada di UIN, bukan hanya dari aspek pembelajaran akademik semata. Tetapi lebih dari itu, bagaimana akhlak mereka sebagai umat beragama maupun sebagai warga negara yang baik

“Kami dari UIN, berkepentingan dengan BNPT karena beliaulah pemilik tupoksi dan berkompeten dalam menyampaikan materi ini, mengingat ciri khas tagline kami itu harus ‘spirituality, inteleltuality and profesionality dan kami tambahkan nationality’. Sehingga mereka nantinya tidak terjebak terhadap paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,,” ujarnya.

Pihaknya terus berupaya melindungi seluruh warga kampusnya dari penyebaran paham-paham tersebut, pihaknya juga telah memasukkan dalam kurikulum tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi pihaknya juga sudah pernah menerima penghargaan dari Menko Polhukam sebagai kampus kebangsaan.

“Untuk itu kami berkomitmen terus menjaga pilar-pilar kebangsaan ini dengan sebaik-baiknya dengan berbagai pihak, baik dengan pihak dosen, lalu mahasiswa juga dengan lintas organisasi baik dengan pemerintahan, swasta dan seterusnya,” kata dia.

Untuk itu dirinya berharap, dengan adanya pemberian materi dari BNPT ini para mahasiswa akan semakin kuat rasa keagamaannya dan rasa kebangsaannya. Sehingga dapat menjadi warga negara yang baik mencintai negaranya, apalagi di tengah situasi kehidupan yang sekarang ini banyak sekali tantangannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 komentar