BALIKPAPAN – Mahasiswa Universitas Balikpapan (Uniba) sebagai generasi penerus bangsa, harus memiliki sense of crisis jika menemukan hal-hal yang menyimpang di lingkungannya, seperti penyebaran radikalisme dan terorisme. Hal itu agar paham-paham tersebut tidak menyebar di lingkungan kampus.
Demikian dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Mayjen TNI Roedy Widodo, saat menjadi narasumber pada acara Kuliah Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Balikpapan Tahun 2024 di Auditorium Uniba, Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (16/8/2024).
“Mahasiswa harus punya kepekaan untuk mengenali tanda-tanda yang mengarah kepada intoleran. Minimal kepada dirinya sendiri dan juga di lingkungannya, baik di lingkungan teman-temannya dan lingkungan keluarganya,” ujarnya.
Baca Juga: Begini Strategi Polri Cegah Judi Online
Menurutnya, kepekaan -kepekaan ini tentunya harus dipertajam oleh individu-individu mahasiswa. Sehingga intoleransi, radikalisme, dan sebagainya tidak masuk ke lingkungan individu, kampus, keluarga dan bangsa Indonesia.
“Hal ini dalam rangka menciptakan deteksi dini. Kemudian melakukan perlawanan, daya cegah, daya tangkal, daya lawan agar kampus terbebas dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme,” kata dia.
Hal ini sangat diperlukan, lanjut Roedy, karena saat ini Kota Balikpapan bisa dikatakan sebagai daerah penyangga, sebab sangat dekat dengan Ibu Kota Negara Nusantara (IKN).
“Kampus (Uniba) ini mempunyai semangat patriotisme yang tinggi. Siapa lagi yang bisa mengawal IKN, antara lain orang-orang yang lahir dari dunia kampus ini,” katanya.
Ia menambahkan, sebagai upaya agar mahasiwa Uniba bisa menjaga kampusnya dari penyebaran paham radikal terorisme, bakal dilakukan kerjasama Uniba dengan BNPT RI melalui Direktorat Pencegahan BNPT dan juga Subdit Pemberdayaan Masyarakat, dimana ada bagian dari program pemberdayaan perempuan, remaja, dan anak-anak.
FKPT Bertugas Membentuk Penguatan Kampus Kebangsaan
Nantinya, kata Roedy, akan menjadi tugas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) sebagai kepanjangan tangan BNPT yang ada di setiap provinsi untuk membentuk Penguatan Kampus Kebangsaan.
“Tentunya kita akan melakukan komunikasi terlebih dahulu, agar ada semacam kesepakatan dengan pihak Kampus, selanjutnya kita buat program Kampus kebangsaan yang bertujuan mencegah paham radikal dan terorime agar tidak berkembang di wilayah kampus,” ujar Roedy.
“Penting dilakukan, karena pencegahan dapat berangkat dari yang rendah dulu, mulai dari individu resilience kemudian family resilience, community resilience dan naik kepada nationality resilience,” lanjut dia.
Baca Lagi: BNPT RI: Generasi Muda Bisa Mengambil Peran Positif Mengisi Kemerdekaan Bangsa
Kepada mahasiwa Uniba, Roedy berpesan di HUT RI ke-79 agar mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan dan menumbuhkan rasa nasionalisme, yang salah satunya nanti melalui lomba jurnalisme kebangsaan.
“Ini sebagai salah satu upaya mahasiwa untuk dapat mengeksplorasikan diri dengan menuangkan ide-iden, inovasi, kreativitasnya dalam rangka mengisi kemerdekaan,” katanya.
Disamping itu, mahasiwa diharapkan bisa membuat karya-karya yang luar biasa dan untuk mengisi diri sendiri dengan ilmu pengetahuan apapun, sesuai dengan bidang yang masing-masing.
“Pilihannya yaitu mau jadi manusia yang biasa-biasa saja atau manusia unggul. Karena kalau menjadi manusia biasa-biasa saja, maka 1.000 halangan atau 1.000 tantangan pasti akan jadi masalah. Tetapi kalau mau menjadi manusia yang diatas rata-rata, maka halangannya cuma satu yaitu tidak ada alasan untuk terus berkarya, berinovasi, dan kreatif,” katanya mengakhri.
Rektor Universitas Balikpapan Komitmen Tak ada Intoleransi di Bumi Nusantara
Sementara Rektor Universitas Balikpapan, Isradi Zainal, mengapresiasi terhadap materi yang telah disampaikan BNPT RI kepada para mahasiswa baru. Setidaknya, sedini mungkin anak muda diberitahu mengenai ciri-ciri potensi dan menanggulanginya.
“Jadi kami mengapresiasi yang luar biasa bagi BNPT. Tentu kita berharap output dari materi itu, bahwa anak-anak mahasiswa ini tidak ada sikap intoleransi, radikalisme, dan terorisme, namun para mahasiswa bisa bersikap toleransi dengan semuanya,” kata Isradi.
Pihaknya selalu berkomitmen pada sikap toleransi terhadap sesama dan anti aksi terorisme, termasuk upaya menjaga IKN yang dulunya termasuk wilayah Balikpapan.
Baca Lagi: Ini Tarif Pembuatan SIM Menggunakan Nomor yang Sama NIK KTP
“Kami berkomitmen. Kuncinya yaitu tidak boleh ada intoleransi di bumi nusantara, baik di nusantara besar, nusantara kecil, ataupun nusantara dalam ibukota. Jadi tak boleh ada praktek-praktek yang intoleransi,” katanya..
Oleh karena itu, pihaknya selalu berupaya melindungi mahasiswa dari penyebaran paham radikal terorisme. Bahkan selalu meminta kepada para mahasiswa untuk bisa menjadi mahasiswa yang unggul, mandiri, dan berbudaya.
“Kalau orang berbudaya itu sudah pasti anti terorisme. Karena budaya itu diawali dengan kejujuran, sikap benar, kemudian cinta tanah air, kemudian kepentingan negara diatas kepentingan pribadi. Sekaligus mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah,” ujarnya mengakhiri.
2 komentar